Apa dia akan tertangkap secepat ini???
Grizzel memejamkan matanya. Sungguh dia bagai memakan buah simalakama sekarang. Maju dia akan mati Emak. Mundur dia bakal mati Bapak. Mau ngacir ke dalam begitu saja belum tentu selamat sampai tujuan. Menoleh ke belakang lalu ngibrit seperti orang kesetanan juga mustahil dia lakukan jika tidak ingin tertangkap
Jadi, Grizzel harus apa? Ah, rasanya dia seperti masuk ke dalam jebakan. Jangan-jangan memang ini perangkap yang pria gila itu buat untuk menjerat Grizzel? Mungkin anggaplah sebagai misi balas dendam Nando mengingat terakhir kali dia sangat berani memprovokasi Arana untuk kabur.
Saking paniknya Grizzel tidak mampu berpikir. Bergerak seinci pun dia takut. Dadanya makin mencelos saat suara bariton seorang laki-laki tiga puluh tahunan terdengar.
"Permisi mau bertanya Mas, apa benar ini alamat Ibu Miranda Saraswati? Dari tadi saya bolak-balik lewat di jalan ini karena agak bingung sama alamat yang dikasih teman saya," tukas laki-laki itu membuat Grizzel bengong sejenak.
"Kebetulan saya dokter yang ditugaskan untuk menggantikan dokter Erin memeriksa kesehatan anak Ibu Miranda. Kalau saya gak salah ingat namanya Arana Swephira."
Tatapan menyelidik pria berkepala plontos itu berikan. Dia agak curiga dengan orang ini. Supaya kejadian yang sama tidak terulang kembali, Anton langsung sibuk berkomunikasi dengan rekannya lewat earpice yang terpasang.
Begitulah yang dokter Arsya lihat. Entah mengapa otaknya mendadak bekerja. Dia menemukan celah untuk menyusup ke dalam. Momen langka ini jelas saja akan Grizzel manfaatkan sebaik mungkin.
"Demi membawa kau kabur, Ran. Aku rela ngelakuin apa aja." Ketika mengatakan itu Grizzel sudah mengambil langkah. Dia berjalan seumpama kepiting demi mendekati terios putih yang si dokter kendarai.
Dimana Grizzel mengetahui itu mobil si dokter? Ya, tentunya dari insting. Kepekaannya boleh diadu dengan anjing pelacak milik kepolisian. Untungnya, bagian mobil yang hendak dia bobol dapat terbuka dengam mudah. Sepertinya si dokter ganteng lupa mengunci bagasinya.
Seumpama potongan adegan film, Grizzel masuk ke bagasi mobil ini. Pelan-pelan tanganya menutup bagasi seperti semula. Sensasinya sungguh menegangkan. Gadis dari keluarga Tan itu seolah sedang berperan sebagai agen rahasia yang hendak menyusup sendirian ke markas target.
Tarikan napas panjang Grizzel terembus. "Ya, ampun benar-benar menguji adrenalin," ungkapnya mengelus dada ketika mobil ini bergerak secara perlahan memasuki kediaman mewah Miranda Saraswati.
Entah negosiasi semacam apa yang dokter itu lakukan yang pasti Grizzel patut mengapresiasi kepintaran si dokter dalam menyakinkan para preman berkedok bodyguard mahal.
Dia saja sulit menembus keamanan rumah ini, tapi laki-laki berprofesi sebagai dokter itu dalam hitungan menit dengan gampang mengemudi ke dalam. Gayanya yang teramat santai tanpa sedikit pun raut ketakutan membuat Grizzel percaya diri sang dokter dapat dia jadikan partner bayangan.
Masih segar di ingatan bagaimana pria bajingan sok baik tersebut
mengintimidasinya. Grizzel bahkan tidak mampu berkutik barang sedikit pun. Alhasil, dia cuma bisa menatap kepergian Arana bersama BMW Klasik tersebut
dengan perasaan berat.Sampai sekarang kepalanya masih memutar bayangan betapa mengerikannya orang-orang suruhan Arnando Delicio.
Si sopir taksi pun masih nampak ketakutan. Dia keluar dan mencoba mendekati Grizzel. "Mbak gak diapa-apakan sama mereka? Jujur, saya merinding banget, Mbak karena baru kali ini ngelihat yang begituan," ceplos si bapak jujur.
"Saya gak papa kok, Pak. Bapak tenang aja mereka udah saya usir supaya gak macam-macam sama kita," jawab Grizzel sok-sok tangguh.
"Tapi, Mbak yang tadi ...."
Grizzel mengunci mulutnya rapat. Dia tidak mungkin membeberkan kebenarannya apalagi jika cuma membuat si bapak semakin ketakutan.
Namun, raut khawatir tak mampu dia sembunyikan. Tanpa sopir taksi ini tau kalau Grizzel tengah memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan Arana dari cengkeraman seorang iblis.
Arnando Delicio. Pria itu sungguh berbahaya. Juga sangat licik karena pintar memanipulasi keadaan.
Setibanya di rumah keberadaan sang kakak pun tidak dia hiraukan. Sepanjang malam Grizzel terus memikirkan cara untuk menyelamatkan Arana dari cengkeraman monster gila berparas rupawan. Di sinilah keberadaannya sekarang. Di sebuah hunian mewah yang telah sahabatnya tinggali selama belasan tahun.
Satu-dua kali Grizzel menengok ke kaca. Memastikan terios hitam milik si dokter sungguh-sungguh membawanya masuk ke dalam bangunan seluas satu hektar ini.
Tak lama laju mesin mobil ini mulai memelan. Berhenti tepat dalam hitungan menit. Si dokter ganteng keluar sambil menenteng tasnya. Dia keluar secara perlahan agar tidak terlihat mencolok.
Grizzel berjongkok sembari menengok ke kaca jendela. Memindai keadan sekeliling.
Merasa keadaan di luar aman-aman saja dia memutuskan mendorong bagasi mobil yang sama sekali tidak terkunci ini.Mengendap-ngendap Grizzel berjalan serupa maling. Cerdiknya dia langsung mencari jalan pintas. Telah berteman lama dengan Arana sedikit banyaknya dia mengetahui seluk-beluk hunian megah ini.
"Kaya'nya aku perlu pakai trik tadi buat ngecoh perhatian mereka." Grizzel pun memulai aksinya. Dia melempar sebuah kaleng ke dua bodyguard yang berjaga di area belakang.
Grizzel kembali bersembunyi. Ketika kedua pria goblok tersebut terkecoh dia lantas berlari masuk ke dalam. Tau-tau langkahnya sudah menapak di antara deretan kamar pembantu.
Selama sekian detik Grizzel menahan napas. Dia merinding sekaligus takjub karena bisa sampai ke titik ini. Menerobos rumah orang kaya dengan penjagaan super duper ketat.
Grizzel menghentikan derap langkahnya saat melihat siluet tinggi tegap lima orang pria berjalan masuk ke rumah.
Kedatangan si dokter rupanya membuat sesosok bos dari belasan bodyguard bertampang preman itu larut menginterogasi pria bernama Arsya yang mengatakan dia kemari menggantikan tugas sang senior
memeriksa keadaan Arana.Saat interogasi itu usai Grizzel terpaksa menarik kepalanya yang tengah melongok ke bawah sana agar keberadaannya tidak terendus oleh siapa pun sebab pria bertampang gangster yang tadi menginterogasi Arsya kini telah menginjakkan kakinya ke tangga.
Di sebelahnya dokter Arsya mengikuti. Menyebabkan Grizzel gelagapan bukan main karena mendadak kakinya tidak dapat bergerak saking paniknya takut ketahuan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Lovers [21+]
Teen FictionDisakiti secara mental nyatanya jauh lebih mengenaskan daripada dilukai secara fisik. Namun, apa bedanya jika Arnando Delicio melakukan keduanya pada Arana. Dia menyakiti gadis itu, membuat mental sang adik jatuh-sejatuh-jatuhnya hanya karena satu k...