Bab 44 - diculik

1.2K 147 30
                                    

Benar kata teman-temannya, han malam ini tidak bisa tidur. Ada hal yang mengganggunya.

Yang pertama, jiwoong yang mencium keningnya. Selama jiwoong mendekati han, dia tidak pernah melakukan skinship, paling tidak hanya mengelus rambut, bahkan gak pernah pegang tangan. Tapi ini, jiwoong menciumnya. Han yang gak pernah dicium, pol mentok yang nyium cuma felix, itupun felix suka tiba-tiba dan tanpa seijinnya. Dan sekarang, han dicium sama orang yang suka sama dia? Gimana gak kaget. Han gak tau harus gimana kalo ketemu jiwoong. Dia kan maluuu..

Dan yang kedua. Kenapa sama minho? Tuh orang gampang banget berubah moodnya! Ngelebihin ryujin. Kan harusnya disini han yang marah, kenapa malah kek minho yang marah sama han? Salah apa dia?
Atau, jangan-jangan, dia dibeliin ramen ini tuh biar mereka gak jadi jalan bareng? Minho gak mau jalan bareng sama han? Hah, harusnya kan emang gitu.
Yang penting, minho udah nepatin janjinya buat beliin ramen. Jangan berharap sama minho, han.

Han menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.
"Haaaaah!!!! Mamaaa pengen pulangggg!" Teriaknya.

.

Han selesai mandi, saat dia keluar dari kamar mandi, dia papasan sama ayen keluar dari kamar.

"Ayen~ udah mau berangkat aja." Sapa han.

"Iya bang." Jawab ayen singkat. Ayen meneruskan langkahnya.

"Ayen." Panggilan han menghentikan langkah ayen.

"Lo masih ngehindar dari gue?"

"Gue gak ngehindar."

"Lo emang gak ngehindar-

Kalo sama yang lain, tapi ngehindar dari gue."

"Perasaan lo aja kali bang."

"Yen. Gue berharap itu cuma perasaan gue aja. Tapi lo ngehindarin gue itu nyata yen."

"Gue cuma pengen tau, salah gue apa yen. Gue minta maaf. Meskipun lo gak mau maafin gue, seenggaknya gue tau salah gue dimana. Biar gue bisa perbaikin diri. Gue lebih milih di teriakin daripada didiemin kek gini yen."

"Gue-

Cuma lagi fokus mau ujian aja bang."

"Gue berharap, gue bisa nerima alasan lo yen." Han pergi kekamarnya, meninggalkan ayen yang menatap sendu kearah han.

"Gue- tau lo gak salah. Tapi- gue juga gak tau bang. Gue kenapa. Gak seharusnya gue diemin lo. Gue cuma, gak siap aja nerima kenyataan." Gumam ayen.

.

Oke sekarang han menyesali apa yang dia katakan ke ayen.

"Gue kasar gak sih? Omongan gue nyakitin ayen gak sih? Kalo ayen tambah ngejauhh gimana? Kalo ayen unfriend gue gimana?" Han dengan segala keoverthinkingannya beraksi.

"Minta maaf, jangan?" Tanya han pada diri sendiri.

Han memutuskan untuk turun, saat membuka pintu kamarnya, dia papasan sama minho yang akan masuk kekamarnya.

Han yang terkejut hanya memperhatikan minho, sedangkan minho, hanya menatap datar han.

"Tuhkan! Dasar moody-an! Dikit-dikit marah! Dikit-dikit baik! Dikit-dikit galau! Untung ganteng!" Gerutu han saat minho udah masuk kekamarnya.

Dia turun dengan mengendap-endap. Memastikan kalo ayen udah berangkat. Dia merasa bersalah, meskipun dia cuma pengen baikan sama ayen. Dia takut kalo ayen tersinggung dengan kata-katanya. Dia sebenernya belum siap ketemu ayen dia harus merangaki kata maaf buat ayen.

"Heh! Abis maling apaan lo!" Abin berdiri dibelakang han dan menepuk pundak han.

"Njir! Bikin kaget aja bang!" Ucap han membuat gestur ingin memukul abin.

Stuck / MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang