Bab 47 - rencana nyerah

1.1K 141 37
                                    

Setelah cukup lama han mengatur detak jantungnya dengan menelepon seseorang dan berusaha lupa kejadian tadi dan barusan, Han memutuskan untuk balik kekamarnya. Saat sampai atas, dia lihat minho duduk dibalkon.

'Samperin enggak? Samperin enggak?' Tanyabya pada diri sendiri. 'Samperin!'

Han berjalan mengendap dibelakang minho, dan

Plak!

"Anjing!" Pekik minho langsung menengok buat ngeliat siapa pelakunya.

Han menjulurkan lidahnya mengejek minho.

"Buat lo yang kurang ajar!" Han hendak meninggalkan minho tapi tangannya keburu ditarik minho.

"Eh!" Pekik han.

"Mau kemana lo?!" Minho mendudukkan han disampingnya dan mengunci leher han dengan kedua tangannya.

"Mau tidurlah! Emangnya lo! Manusia nokturnal!" Han berusaha melepaskan tangan minho dari lehernya.

"Entar dulu, temenin gue."

"Dingin bang!" Ucap han, soalnya dia cuma pake kaos sleeveless.

Minho meraih handuk yang ada disampingnya buat nyelimutin han.

"Udah gak dinginkan?"

"Sama aja, handuknya basah njir! Punya siapa sih?"

"Punya gue."

"Bang! Lepasin. Gue mau balik kamar."

"Sssttt! Disini dulu."

"Iya, tapi lepasin. Leher gue sakit." Minho langsung melepas tangannya.

"Sori." Han hanya mendengus.

"Tidur yuk bang." Ucap han, dia udah beneran ngantuk, kan usah kenyang.

"Bentar. Lo tau-"

"Gak!" Han memotong ucapan minho.

"Jangan dipotong. Lo tau? Langit jam segini tuh lagi bagus-bagusnya tau." Ucapan minho membuat han langsung melihat langit.

"Bintangnya banyak banget!"

"Bentar." Minho beranjak dari duduknya, dan mematikan lampu balkon.

"Kok dimatiin."

"Biar polusi cahayanya berkurang." Minho kembali duduk. "Gue malah sering berdoa biar kalo malam pas langit cerah, mati listrik."

"Gila lo." Ucap han menatap aneh minho.

"Emang." Ucap minho menatap han balik.

Han mengangguk setuju. "Pake ngaku segala."

"Liat aja langitnya. Bintangnya tambah banyak kan?"

"Sama aja bang. Coba lo matiin token listrik orang-orang. Pasti tambah banyak bintangnya keliatan." Orang yang dimatiin cuma lampu balkon. Lampu jalan, lampu tetangga masih nyala ya gak ngaruh.

"Maka dari itu, gue selalu berharap biar mati listrik."

Han mengangguk mengerti. "Bulannya terang banget."

"Sshhj.. ssshhh.. AUUUuuuu." Minho tiba tiba berteriak, tapi pelan.

Han langsung menatap horor minho. "Lo kenapa bang!?"

"Sshhhh.. dharrah tsutji!" Ucap minho sambil memperlihatkan giginya.

Plak!

"Njir! Gue kira kenapa." Han memukul kepala belakang minho,

"Bisa gak sih?! Gak usah main tangan!"

"Salah sendiri suka ngerjain orang!"

"Cuma mau kosple juga. Mumpung bulannya keliatan" Ucap minho murung.

Stuck / MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang