Bab 51 - our main character

1.1K 143 28
                                    

"Hann~ hanaaaa~" sebuah panggilan membangunkan han.

Han langsung mengambil tisu basah dan mengelap mukanya dan memastikan jika dia terlihat baik-baik aja.

"Kenapa lix?" Han membuka pintu kamarnya.

"Makan dulu- lo kenapa ji? Abis nangis?" Felix memegang kepala han dan mengamati wajah han.

"Gue gapapa lix." Han menyingkirkan tangan felix.

"Serius? Lo kaya abis nangis han. Lo kalo ada apa-apa cerita ya, sama gue jangan dipendem." Ucap felix khawatir.

"Gue kecapean. Kenapa? Lo mau mijetin gue? Mau ngelayanin gue selama gue kecapean?" Ucap han menantang.

"Ya gak gitu juga haann."

"Sanss! Lo mau kemana? Kok udah rapi aja? " tanya han saat sadar kalau felix uda mandi.

"Mama minta anterin belanja. Padahal mah biasa juga sendirian. Pake acara ngajakin segala. Males sebenernya gue." Ucap felix menggerutu.

"Kalo gak lo yang nganter, terus siapa?"

"Ta tapi kan-"

"Udah, buruan berangkat, nanti mama lee kelamaan nunggu." Han mendoromg tubuh felix.

"Iya ini gue pergi. Jan lupa makan. Umin udah masak."

"Bilangin, gue nanti turun. Tapi kalo udah mandi. Suruh umin makan dulu."

Felix tak menjawab dan hanya memberika handsign 'ok' tanpa berbalik.

Dan tepat saat felix menghilang, minho keluar dari kamarnya.

"Jisung."

Han reflek masuk kamar dan langsung mengunci pintunya.

"Jisung! Gue mita maaf sung! Jisung!" Minho mengetuk pintu kamar han.

Sedangkan han, memilih berjalan kekasurnya dan menyelimuti dirinya, tak lupa dia memakai airpodnya dan mengabari umin kali dia sedang malas turun. Dan memilih melanjutkan tidurnya, padahal sudah jam 9 pagi.

Minho menghela nafas kasar. Tadi, felix memanggilnya lebih dulu, dia mendengarkan percakapan felix dan han sepenuhnya dari dalam kamarnya, dan keluar saat felix pergi. 'Apa kata felix? Han abis nangis? Kenapa? Karena kelalaiannya?'

Minho sangat menyesali kelalaiannya. Dia tidak bisa tidur karena mencari cara untuk meminta maaf ke han. Dia tau han tidak akan memaafkannya semudah itu. Karna pasti, han sudah menunggunya dengan waktu yang lama dan dalam keadaan cuaca yang tidak mendukung. Minho memutuskan memasuki kamarnya lagi.

.

Han turun setelah mandi. Sebenarnya dia malas dan tidak nafsu untuk makan, tapi umin udah masak dan han harus menghargainya.

"Masak apa min?" Tanya han saat lihat umin keluar dari kamar mandi.

"Jam segini baru bangun!" Ucap umin.

"Hehe. Capek min jalan ama kak ji." Bohongnya.

"Emang jalan kemana aja?"

"Emmm.." han bergumam, dia harus melanjutkan kebohongannya. "Muter-muter aja sih. Terus beli ramen. Ya meskipun ramen instan sih."

"Beruntung banget han, lo ketemu orang kek kak ji. Gue kadang iri, kenapa lo seberuntung itu."

"Gue juga kadang iri sama lo." Ucap han.

"Iri sama gue? Kenapa?"

"Gapapa. Lupain." Han tidak mungkin menjawab dengan 'karena orang yang gue suka, suka sama lo.' Fakta itu cukup menyakitinya.

Stuck / MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang