Bab 84

1.1K 136 43
                                    

"Can i be your boyfriend?"

"Hah?"

"Can i be your boyfriend?" Tanya minho lagi, sedikit lebih tegas.

"Hah?"

"Kita sedeket ini dan lo masih gak denger? Budeg banget ya lo?"

"Gak. Gak. Gue denger kok."

"Terus kenapa 'hah heh hah heh' mulu?"

"Y-ya biasanya kan 'will you be my boyfriend?' Kenapa lo tanya gitu?"

"Karna lo udah ganti warna rambut dan berencana buat nyerah? Jadi, bisa gak gue jadi pacar lo? Masih ada kesempatan gak, buat gue jadi pacar lo?"

"Dan lo, lo udah oleng ke gue? Tapi kenapa lo gak ngewarnain rambut lo?"

"Udah sih. Itu urusan besok. Sekarang jawab pertanyaan gue dong. Lo gak tau kan kek gimana gue ngumpulin keberanian buat ngomong gini?"

"Ck. Lo nembak gue?"

"Gak tau."

"Serius bang. Lo nembak gue?"

"Gak tau lo nyebut nya apa. Ya pokonya itu."

"Ga ada romantis romantis nya masa."

Minho duduk. "Gue gak bisa romantis. Tinggal jawab. Kalo lo gak mau jawab dan nolak gue, lo bisa keluar dari kamar gue. Tapi kalo lo terima, tolong tetap disini." Minho berjalan dan duduk dikursi meja belajar lalu memejam kan matanya.

Han menghela nafas. Lalu beranjak dari ranjang. Menatap minho malas. Lalu berjalan menuju pintu kamar minho.

Minho membuka mata saat mendengar pintu dibuka, lalu menengok ke pintu saat pintu tertutup.

Minho mengedarkan pandangannya kepenjuru kamar dan tak mendapati han disana.

Minho mendengus. Lalu terkekeh. "Gue? Ditolak?"

Minho mulai tertawa. Tangannya memegang dadanya. "Gue gak papa kok. Cuma sesek disini." Minho menghela nafas berat. Dan tak sadar menitikkan air mata.

Minho juga gak tau, kenapa dia nangis. Mungkin dia menyesal karna tak menyadari perasaannya sejak awal.

Minho memejamkan matanya. Dia malas melakukan apapun saat ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

"Mandi sono!" Minho tersentak lalu menoleh saat mendengar suara bersamaan pintu kamarnya yang dibuka.

"Ngapain kesini?" Tanya minho menegakkan duduknya. Dia masih dudum didepan meja belajarnya.

"Lah. Lo sendiri yang nyuruh gue disini?"

"Keluar lo."

"Heh bagong! Lo yang nyuruh gue tetep tinggal disini sekarang lo ngusir gue?!"

"Kan gue nyuruh lo tetep disini kalo lo nerima gue."

Han menatap punggung minho dengan tatapan tak percaya. Han gemes di membuat gerakan meremes remes, menguleni oramg didepannya yang sama sekali tidak menengok, han membuat gerakan ingin memakan kepalan tangannya sendiri. (Pokonya kalo kita lagi greget sama orang gitu loh. Bayangin sendiri ya.)

Menghela nafas pelan, meredakan emosinya. Lalu berjalan mendekati minho.

"Dibahas nanti aja. Mending sekarang lo-" han menghentikan ucapannya dia sampai disamping minho.

Stuck / MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang