"." Dua "."

204 6 0
                                    

Happy Reading































      Semalam, Eira segera bergegas turun dan berlari menuju tempat tinggalnya, yang berada di rumah atap, yang ia sewa bersama dua sahabatnya, Vania dan Nala, setelah motor yang di kendarai Arvino berhenti dengan sempurna. Tak lupa, Eira juga mengucapkan maaf sekaligus terimakasih pada Arvino saat mengulurkan helmnya, karna ia sudah merepotkan sang sahabat selarut ini.

   Mendengar itu, membuat Arvino tersenyum kecil, sembari berkata tak masalah, karna baginya itu tidak merepotkan sama sekali, sebelum akhirnya ia kembali menggeber kuda besi yang ia tunggangi menuju kediamannya, yang hanya berjarak 5 menit saja, dari kediaman Eira.

~ ~ ~

      Sejak semalam, Eira masih menangis tersedu-sedu meratapi nasib buruk yang menimpanya. Ia bahkan membuat kedua sahabatnya terjaga sepanjang malam, hanya untuk menenangkannya.

     "Udah Ra! Nasi udah jadi bubur. Ikhlasin aja! Yang penting bukan kehormatan elo yang raib." ujar Vania, gadis cantik yang memiliki wajah Ice Princess layaknya Krystal f(x), sembari mengusap lembut punggung sang sahabat, yang duduk diantara ia dan Nala.

    "Bener Ra! Kata Vania. Toh cuma ciuman pertama, jadi gak akan ada yang tahu, jika elo bungkam, oke!" ucap Nala, gadis manis bertubuh mungil bak Wendy Red Velvet, sembari mengenggam tangan Eira, untuk memberi sedikit kekuatan, supaya Eira sedikit lebih tenang.

    "Tapi kan Nal--" Eira menghentikan ucapannya, karna jika di jelaskan juga akan percuma. Kedua sahabatnya pasti akan keukeuh dengan pendapat mereka, yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah.

    Akan tetapi, bagi seorang Eira, ciuman pertama itu sama pentingnya dengan kehormatannya, yang hanya ingin ia persembahkan untuk suaminya nanti.

    "Udah! Udah! Kita lanjutin nanti malam lagi sepulang kerja. Ini sudah pukul 6 pagi, waktunya bersiap mencari cuan." ujar Vania sebelum beringsut dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri secara bergantian, seperti yang selalu mereka lakukan setiap pagi.

.Di Tempat Lain

==) Dorr dorr dorr dorr

    Juan menggedor-gedor pintu kamar Alric sejak 5 menit lalu, hingga sesaat kemudian keluarlah laki-laki bertubuh jangkung yang masih dalam balutan piyama satin berwarna navy dengan motif bunga-bunga, sembari menguap lebar, yang buat seorang Juan seketika menatap syok.

    "Tuan! Apa anda baru bangun?" tanyanya ragu.

    "Hoam..! Maafkan aku, aku kesiangan. Semalam aku merasa ngantuk berat, hingga tertidur cukup pulas." ucapnya yang buat laki-laki berwajah sexy bak main dancer Exo itu seketika melompat girang kedalam pelukkan Alric.

   "Akhirnya...... Tuan bisa tidur pulas juga. Selamat ya Tuan. Penantian Tuan selama 20 tahun akhirnya kesampaian juga." ucap Juan tulus, sembari merenggangkan pelukkannya, yang buat Alric justru bergeming, sebelum akhirnya tersadar dan segera bergegas berlari untuk menemui Kenzo, sahabat sekaligus Dokter yang menangani Insomnia yang ia derita pasca kematian sang ibunda, 20 tahun lalu. Setelah sebelumnya ia membersihkan diri dan berganti pakaian.

    Dengan sedikit tergesa, Alric memacu mobil sport kuning jenis Ferarri miliknya, untuk menyusuri jalanan Kota yang sedikit legang, menuju Rumah Sakit tempat Kenzo Praktek, Evram Hospital. Yang termasuk salah satu anak Perusahaan  di bawah naungan Evram Corp, yang bergerak di bidang kesehatan.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang