Happy Reading
Eira mulai menaiki anak tangga menuju tempat tinggalnya dengan lesu.
Di sisi Lain, Vania dan Nala yang baru pulang kerja melihatnya. "Eh! Napa tu bocah? Lesu banget kayanya." tanya Vania dengan nada berbisik, sembari menyenggol pinggang Nala, dengan sikunya.
"Entahlah." jawab Nala yang tak kalah lesu dari Eira.
"Lo juga, kenapa sih!! Dari Kafe tadi kelihatan murung banget! Hah?" tatap Vania seraya menyipitkan mata menyelidik.
"Gapapa." singkat Nala sebelum membuka pintu bercat coklat kediamannya.
==) Clek
"Kami pulang." ucap Nala dan Vania barengan. Namun hanya mendapat respon tatapan singkat dari Eira, yang lebih memilih kembali berkutat dengan fikirannya, sembari memangku bantal sofa, diatas sofa panjang ruang tamu, yang tak jauh dari pintu.
"Ra! Lo kenapa?" tanya Vania sebelum mendudukkan diri di sisi kanan Eira, sedang Nala di sisi kiri.
"Gapapa."
"Jangan Bohong!! Ayo cerita!" todong Nala yang hanya mendapat tatapan singkat dari Eira.
Melihat respon Eira yang hanya demikian, membuat Vania dan Nala saling menatap bingung. Sebelum akhirnya Vania memutuskan untuk mengalihkan topik bahasan.
"Eh! Gimana Ra? Lo udah daftar belum? Hari ini terakhir lho!" ujarnya, kembali mengingatkan, namun sayang, hanya mendapat gelengan singkat dari Eira.
"Ya udah! Buruan gih! Daftar. Ntar keburu tutup lho! Kan sayang." kali ini giliran Nala yang bersuara.
"Emang harus ya?" tanya Eira seraya menatap kedua sahabatnya secara bergantian.
"Eung! Harus donk!" sahut keduanya serempak, sembari mengangguk meyakinkan.
"Ya udah deh! Gue mandi dulu ya." pamit Eira sebelum beranjak menuju kamar mandi, setelah melempar tas slempangnya ke atas Ranjang tidur.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Vania seraya menatap Nala yang juga menatapnya bingung.
"Mungkin.-- Tapi ya udahlah, kasih dia waktu dulu Van! Sampai moodnya membaik."
"Lo bener. Mungkin dia masih butuh waktu." ujar Vania sebelum berpindah duduk di depan TV, yang masih berada satu ruangan dengan ruang tamu, dapur dan ruang makan, karna memang tak memiliki sekat.
"Ou iya, lo mau sekalian gak?" tawar Nala saat mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.
"Boleh." sahutnya tanpa mengalihkan arah pandangnya dari layar 50 inch di hadapannya.
.Di Tempat Lain
Alric masih tinggal dan saling bertatapan dengan Cyra, yang kini sudah berpindah duduk di kursi tempat Eira sebelumnya. Mereka terus saja saling menatap tanpa ada sepatah katapun terucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
ChickLitCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...