"." EmPaT "."

96 6 0
                                    

Happy Reading





















































          Alric terlihat serius menatap layar monitor dihadapannya, meski nyatanya fikirannya tengah berkelana, pada kejadian kemarin sore. Dimana saat itu, ia sedang berkonsultasi dengan Kenzo, yang justru berakhir dengan hasil sedikit kurang memuaskan. Ya walaupun ia akhirnya setuju, untuk mencobanya.

FlashBack

    "Atau jangan-jangan apa! Hah?"

"Jangan-jangan akibat ciuman itu." ucap Kenzo menatap ragu.

    Mendengar hal itu, jelas membuat Alric tak setuju sekaligus tak yakin. Karna itu bukan ciuman pertamanya, jadi tidak mungkin, pikirnya. "Kau tahu, itu bukan ciuman pertamaku kan!? Jadi tidak mungkin!" 

     "Itu memang bukan ciuman pertamamu. Tapi bukankah, itu pertama kalinya kau mencium wanita terlebih dahulu?" ujarnya yang buat laki-laki berkemeja putih berbalut jas hijau tersebut, tampak menatap terkejut, meski membenarkan ucapan laki-laki berwajah tampan bak Leader Exo itu.

   "Ah! Kau benar. Apa karna hal itu ya!" ucapnya agak tak percaya, jika seandainya hal itu benar.

     "Kamu bisa membuktikan kebenarannya terhadap Cyra. Toh, selama ini dia yang selalu berinisiatif terlebih dulu. Sekarang, coba giliran kamu yang berinisiatif, dia pasti akan sangat senang, dan masalahmu selama 20 tahun, terpecahkan." ujar Kenzo dengan nada bangga, karna merasa hal ini akan berhasil. Bahkan, Alric yang awalnya tampak ragu, kini sedikit merasa yakin. Karna nyatanya, tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, meski terkadang terkesan tak masuk akal, namun hal itu justru bisa jadi jalan keluar.

   "Baiklah! Aku akan mencobanya, jika menurutmu, ini adalah solusinya. Karna dalam bidang ini, harus ku akui, kau lebih unggul." ucapnya sebelum pamit pergi.

FlashBack Selesai

       "Huft! Sepertinya aku harus mencobanya sekarang." helanya sebelum mematikan perangkat lunak di hadapannya, dan bergegas pergi, untuk menjemput Cyra, wanita yang sudah ia kencani selama 2 tahun tanpa rasa. Karna memang hanya Cyra yang sangat menyukai Alric, dan Cyralah, yang enggan diputuskan oleh Alric, meskipun Alric sudah berulang kali menegaskan, jika ia tak ada perasaan apapun pada Cyra. Namun tetap saja, Cyra keukeuh dengan pendiriannya, bahwa Alric hanya butuh sedikit waktu lagi, untuk menyukainya.

.Di Tempat Lain

       Eira, Vania serta Nala, kini tengah bersiap melakukan rutinitas malam minggu mereka, untuk nongkrong sembari mencari teman kencan di Kafe Arvino. Ya meskipun tak jarang, mereka justru berakhir sebagai pelayan dadakan. Karna jumlah pengunjung Kafe yang overload.

    "Siap girls! Let's go!!" seru Vania mengkomando.

     "Siap!!" sahut Nala dan Eira dengan semangat kemerdekaan, sebelum akhirnya berjalan mengekori Vania, untuk keluar rumah menuju halte bus terdekat, namun jaraknya tidak sedekat yang bisa dibayangkan, karna mereka memang tinggal jauh dari jalan utama. Jadi mau tak mau, mereka harus menempuh perjalanan selama 15 menitan dengan jalan kaki, untuk tiba di halte Cempaka, halte terdekat.

***

    Eira, Vania dan Nala, akhirnya tiba di halte bus, yang kebetulan sekali, bus tempat tujuan mereka tiba, jadi mereka bisa langsung naik, tanpa harus menunggu lagi.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang