"." Dua PuLuH TuJuh "."

36 3 0
                                    

Happy Reading




























      Eira terus menatap pintu ruangan  bercat putih milik Alric, sembari menetralkan nafasnya yang masih memburu, setelah berlari dari Penthouse menuju halte, untuk menyetop taksi, kemudian dilanjutkan berlari dari lobi kantor menuju ruangan Alric, setelah turun dari taksi. Namun sayang, Eira akhirnya mengurungkan niatnya dan memilih pergi ke suatu tempat, dimana mungkin dia akan menemukan jawabannya.

.Di Sisi Lain

     Alric masih berada di parkiran Penthouse, sembari berbincang di telepon dengan seseorang. Ia tampak serius mendengarkan apa yang dituturkan lawan bicaranya di sebrang sana, seraya memegang stir, karna sebelumnya ia memang hendak memacu kendaraannya, hanya saja, ponsel di saku jasnya lebih dulu berdering.

   "Segera kirimkan lokasinya." titah Alric sebelum memutus sambungan telepon, dan bergegas menuju lokasi email itu berasal, sebelum di non-aktifkan.

.Sesaat Kemudian

    Ponsel Alric berdering kembali, namun bukannya mengangkatnya, Alric justru mematikannya, setelah menatapnya sekilas.

.Di Tempat Lain

      Vania mulai mendecak kesal, karna sejak seminggu yang lalu, Alric tak membaca ataupun membalas pesan yang ia kirim. Bahkan panggilan telepon yang berulang kali ia lakukan, selalu saja di reject Alric. "HUUUUUH!!! Kenapa sih dia! Hah? Bahkan dia juga sudah tidak mengantar jemputku sekarang!"

    Melihat Vania yang tampak kebakaran jenggot, Lucy akhirnya bersuara. "Kenapa sih, Van?!"

  "Gapapa!"

"Udah, jujur aja sama gue!" tatap Lucy yang akhirnya buat Vania mengaku.

   "Gini Cy! Lo tahu kan, laki-laki yang suka anter jemput gue, selama 2 bulanan ini?"

    "Ouh itu, maksud lo si ganteng?"

"Iya dia."

   "Kenapa sama dia?"

"Jadi gini Cy." Vania mulai menceritakan perilaku aneh Alric kepadanya, sejak seminggu yang lalu.

   Mendengar itu, Lucy mencoba menenangkan rekannya.

   "Ya mungkin dia sibuk. Ya secaralah, dia kan Manager Umum." ucapnya sesuai dengan keterangan yang di berikan Vania tempo hari, bahwa laki-laki yang tengah dekat dengannya ialah seorang manager umum di sebuah perusahaan ternama. Karna Vania sendiri memang enggan mengungkapkan indentitas asli Alric pada siapapun. Ya secaralah, Alric itu tipe idaman rekan-rekannya juga, jadi agar hubungannya dengan Alric aman, Vania terpaksa berbohong pada rekannya.

   "Eung! Bisa jadi sih!" sahut Vania mencoba menyetujui pendapat Lucy, meski dalam hati agak khawatir, jika Alric sudah bosan dengannya.

.Di Tempat Lain

    Eira baru turun dari Bus, setelah sebelumnya sempat menaiki kereta cepat selama 2 jam, untuk mempersingkat waktu tempuh.

    Ia kemudian mulai menyebrang jalan, sebelum menyusuri jalan setapak untuk menuju bawah jembatan tepi sungai, dimana dulu adalah tempat favoritnya bersembunyi dikala sedih, bersama sahabat kecilnya, Nesha Si Pangeran Kodok, sebelum sahabatnya itu pindah ke Kota, setelah meninggalnya sang ibunda akibat kebakaran hebat Pabrik yang juga menewaskan kedua orang tuanya, hingga membuat hubungan keduanya terputus tanpa kabar berita, karna dulu Teknologi memang belum secanggih sekarang.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang