Happy Reading
Eira dan Alric kini sudah mendudukkan diri di sofa panjang ruang tengah, dengan suasana sedikit horor, setelah apa yang nyaris saja terjadi. Namun beruntung, Alric mengurungkan niatnya. Karna biar bagaimanapun, ia benar-benar tulus mencintai dan menyayangi Eira. Jadi ia tak sampai hati, jika harus menodai Eira akibat ego dan amarah sesaatnya itu.
"Maaf. Aku sudah membuatmu ketakutan." ucap Alric seraya menoleh pada Eira, yang berada diujung sofa sebelah kiri, sedang dirinya berada di ujung kanan.
Eira tak menjawab, dan hanya diam saja. Karna ia sendiri masih berusaha menenangkan dirinya, setelah apa yang nyaris terjadi.
"Aku tahu, aku keterlaluan. Tapi jujur, aku tak ada niatan untuk melakukan hal itu. Karna sungguh! Aku tulus menyukaimu, Na! Dan aku juga tak ingin, kita melakukan itu tanpa ada ikatan pernikahan terlebih dahulu." ucap Alric lagi, tapi sayang, Eira masih tak merespon.
.Sesaat Kemudian
Ponsel Alric tiba-tiba berdering. Alric segera mengambil benda tipis yang tergeletak di meja kaca depannya.
"Halo Yan! Ada apa?" ucap Alric setelah menggeser gambar telepon berwarna hijau pada layar ponselnya.
"Al! Udah jam berapa ini?!"
"Jam 10. Emang kenapa Yan?"
"Lo lupa ya?! Hari ini gue balik ke U.K!"
"Oops! Sorry! Untung kamu ingetin. Ya udah, aku jalan sekarang." ucap Alric sebelum menutup sambungan telepon dari Fian. "Na! Kamu ikut ya? Ke bandara. Nganter Fian."
"Aku pulang aja Sha!" sahut Eira seraya bangkit dari duduknya. Namun Alric berhasil menahan tangannya.
"Ku mohon! Tetaplah disini! Ya?" ucap Alric dengan raut memelas. "Gapapa kamu gak mau ikut, tapi ku mohon! Jangan pulang."
Entah kenapa Eira merasa tak tega, melihat raut Alric yang demikian, hingga akhirnya menghela nafas dan mengangguk setuju.
"Huft! Baiklah."
"Oke! Terimakasih. Aku janji, hanya sebentar." ucap Alric sebelum bergegas berlari menuju kamarnya, untuk mengambil dompet serta kunci mobilnya. "Jangan kemana-mana oke!👌. Aku hanya sebentar." ucapnya lagi setelah menuruni tangga dan hendak pergi.
Namun satu kata dari Eira, berhasil menghentikan langkahnya.
"Tunggu!"
"Iya, Na!" sahut Alric menoleh.
"Aku ikut!"
"APA?!" Alric melotot tak percaya, dengan apa yang indra pendengarannya dengar. "Coba ulangi apa?"
"Aku ikut! Boleh? Tapi kalo gak boleh, juga gapapa sih!" ujar Eira hendak duduk kembali, setelah sebelumnya hanya berdiri mematung menatap kesibukkan Alric, yang hendak pergi.
"Hey! Tentu saja boleh. Dengan senang hati." kata Alric yang seketika buat Eira tersenyum tipis, dan bergegas menghampiri Alric, yang nyaris mencapai bibir pintu.
.Di Tempat Lain
Vania dan Nala tengah sibuk menyulap kediaman mereka menjadi tempat pesta kejutan untuk Eira, sebagai tanda permintaan maaf dari Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
ChickLitCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...