"." LiMa "."

128 6 0
                                    

Happy Reading
















































       Di minggu yang cerah ini, baik Eira, Vania maupun Nala, tampak masih enggan untuk sekedar membuka mata mereka, meski waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang.

    Mereka masih terlelap sembari memeluk Vania, yang notabene tidur di antara Eira dan Nala di sisi kanan kirinya.

.Beberapa Saat Kemudian

   Ponsel Eira tiba-tiba berdering, pertanda sebuah panggilan masuk ia terima.

    "Hei, ayolah! Cepat angkat Ra!" ujar Vania yang tampak merasa terganggu, karna masih kelelahan, akibat kerja lembur di Kafe Arvino hingga nyaris pukul 3 dini hari.

   "Emang ponsel gue apa?" tanya Eira dengan suara serak khas bangun tidur, sembari meraba-raba atas nakas, yang berada di sisi ranjangnya.

    "Lo lupa apa? Sama nada dering ponsel lo sendiri, hah?" kali ini giliran Nala yang bersuara, dengan nada sedikit jengkel, karna merasa terganggu tidurnya.

    "Halo. Siapa ya?" tanya Eira setelah menggeser gambar telepon berwarna hijau, tanpa melihat dengan baik nama yang tertera.

     "Nona Eira, bisakah Nona segera kemari?"

     "Tidak bisa! Aku masih mengantuk."

"APA NON? Apa Nona bercanda! Hah?"

     "Aku benar-benar masih mengantuk."

"Haruskah saya mencari pengganti Nona?"

     "Apa maksudmu?" tanya Eira sebelum menatap layar ponsel miliknya, untuk memastikan, siapa yang menelponnya, dan berjingkat terduduk, karna terkejut.

    "Hah?!! Pak Juan! Tolong maafkan saya pak! Saya akan segera kesana." ucapnya segera bergegas masuk kedalam kamar mandi, untuk sekedar mengosok gigi dan membasuh wajahnya, meninggalkan kedua sahabatnya yang ikut berjingkat terduduk sembari berpelukan, karna keduanya juga terkejut, akibat pekikan Eira barusan.

    "AISH!! Eira.....!! Apa-apaan sih, lo.....!!" pekik Vania dan Nala secara bersamaan. Meski sayang, tak diidahkan Eira sedikitpun. Karna nyatanya, gadis berhidung mancung, berkulit bersih itu, tampak sibuk sendiri, dengan persiapannya, hingga membuat kedua sahabatnya hanya bisa menatap bingung sekaligus heran, mengingat hari ini adalah hari minggu, yang biasanya bos Eira itu tidak akan kemana-mana, alias stay at home.

    "Sorry ya Girls! Gue duluan." pamit Eira sembari mengenakan sepatu dengan tergesa.

    Sepeninggalan Eira, baik Nala  maupun Vania, memilih kembali tidur, karna memang mereka tak ada kegiatan.

.Di Tempat Lain

    Juan terlihat mondar-mandir di depan Penthouse Alric dengan wajah gusar, sembari menatap jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Apakah Nona Eira masih lama." gumamnya tampak tak
sabar, karna ia takut, jika sang Tuan lebih dulu tiba.

.Di  Tempat Lain

      Alric tengah mengunjungi apartemen Cyra, sembari membawa bucket bunga kesukaan Cyra, untuk meminta maaf atas perbuatanya semalam. Meski sebelumnnya ia tak pernah melakukannya, karna apapun masalahnya, Cyralah yang selalu lebih dulu meminta maaf, mengingat memang Cyralah yang terlalu mencintai Alric.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang