Happy Reading
Alric tengah melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, menuju Evram Palace bersama Eira.
FlashBack
"Alric!" panggil seseorang yang seketika buat Alric menoleh.
"Ilana mana? Maksudku Eira." tanya Alric saat mengetahui yang memanggilnya ialah Arvino, yang baru saja menuruni setengah tangga.
"Aku disini." sahut Eira seraya mengulas senyum manis saat menyembulkan kepalanya dari samping lengan Arvino.
"Ilana." ucap Alric dengan tatapan dan senyum penuh kelegaan, sebelum bergegas mendekat untuk memeluk erat Eira. Setelah berhasil menyingkirkan Arvino dengan sedikit kasar.
"Akh! Biasa aja kali, Woy!" protes Arvino atas perlakuan Alric, namun tak diidahkan Alric, yang justru sibuk melepas rindu pada Eira.
"Syukurlah, Na! Aku masih di beri kesempatan untuk bisa bertemu lagi denganmu. Setelah sebelumnya, aku sempat khawatir sekaligus takut, jika kamu lebih memilih selamanya pergi dari ku. Mengingat kamu pergi tanpa meninggalkan pesan, atau apapun itu." ucap Alric setelah merenggangkan pelukkan, dan beralih mengusap lembut pipi Eira.
Mendengar itu, Eira tersenyum kecil, sebelum ikut mengulurkan tangan, untuk mengusap lembut pipi Alric.
"Bagaimana aku bisa meninggalkanmu? Sedang di hatiku, hanya ada selembar namamu." ucapnya yang seketika buat Alric menitikan airmata haru, karna ini baru pertama kalinya, seorang Eira mengakui perasaannya pada dirinya.
"Benarkah begitu?" tanya Alric yang langsung mendapat anggukkan dari Eira.
"Eung!"
"Terimakasih." ucap Alric dengan senyum semringah sembari kembali memeluk erat Eira.
Tio dan Arvino yang menyaksikannya, hanya bisa ikut tersenyum bahagia, meski sorot mata mereka tak mampu membohongi seekor semutpun.
FlashBak Selesai
Alric dan Eira akhirnya tiba di Evram Palace, setelah menempuh perjalanan selama beberapa puluh menit lamanya.
==) Tingggg
Pintu lift terbuka, Eira segera bergegas membuka pintu Penthouse, sebelum berlari menuju kamar, untuk segera membanting diri di atas ranjang, karna rasa lelah yang memang sudah mendera sejak tadi.
"ILANA! HATI-HATI!" peringat Alric saat melihat Eira berlari menaiki tangga.
"Tenang saja." sahut Eira tanpa menoleh.
==) Clek
"Ugh..! Enaknya." ujar Eira seraya mengepak-ngepakkan lengannya di atas ranjang, dengan bedcover motif Winnie The Pooh tersebut.
Tak selang lama, Alric tiba di ambang pintu, dan segera membaringkan diri di samping Eira, setelah Eira menarik lengannya.
"Bisa gak sih?! Lebih pelan-pelan lagi! Hah? Tadi kan bahaya itu!" ucap Alric dengan tatapan kesal namun penuh kekhawatiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
ChickLitCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...