"." TiGa PuLuH LiMa "."

44 2 0
                                    

Happy Reading



















            Eira duduk sendiri di depan sebuah minimarket, dengan 1 cup mie instant dan sekaleng soda di hadapannya. "Huft!" lagi-lagi ia menghela nafas, entah sudah yang ke berapa kalinya, ia melakukan hal itu. Rasa frustasi juga tampak tergambar jelas di wajah manisnya, sebelum akhirnya memilih mengaduk-ngaduk dan menyantap mie dihadapannya dengan malas.

.Di Sisi Lain

      Alric dan Juan masih tampak sibuk mengurus masalah insiden tadi pagi, yang menyebabkan satu anak berusia 3 tahun patah tulang kaki, akibat terjatuh dari eskalator, yang terjadi 1 jam setelah Evram World baru buka.

   Jika dilihat dari rekaman CCTV, itu murni kelalaian orang tua, karna kedua orang tua anak tersebut, terlihat begitu sibuk dengan ponselnya masing-masing, hingga membiarkan putri kecil mereka berlarian kesana-kemari sendirian, sedang di waktu yang bersamaan, ratusan hingga ribuan pengunjung mulai memadati Evram World. Karna hari ini kebetulan bertepatan dengan hari libur Nasional, jadi suasana Evram World bisa dibilang sangat ramai.

   "Baiklah. Kita tanggung saja semua biaya pengobatannya. Tapi jika mereka masih menuntut, kita bawa saja ke Meja hijau." titah Alric pada Juan yang berjalan satu langkah di belakangnya, sembari terus mengekor menyusuri lorong Rumah Sakit. "Ou iya, kamu boleh pulang duluan. Aku mau mampir ke ruangan Kenzo sebentar, mumpung sekalian disini. Terimakasih untuk kerja kerasmu hari ini." ucapnya setelah menghentikan langkah dan menatap Juan.

    "Sama-sama Tuan. Mari!" sahut Juan seraya membungkuk sopan, sebelum pergi.

   Dan Alric, ia segera bergegas menuju ruangan Kenzo, hanya untuk sekedar berbincang ringan, sembari membahas hasil pertemuannya dengan Cyra kemarin.

~ ~ ~

      Vania dan Nala akhirnya tiba dirumah. Setelah seharian berjibaku dengan runitasnya sebagai karyawan toko.

   "Gue yang mandi duluan ya Nal!" ucap Vania sebelum berlalu masuk kedalam kamar.

   "Yang penting gak pake lama!" seru Nala memilih berlalu menuju dapur, untuk mengambil minuman kaleng didalam kulkas, sebagai pelepas dahaganya. Karna berjalan dari halte menuju kediamanannya sungguh melelahkan, mengingat jalanan yang ia lalui cukup menanjak.

.1 Jam Kemudian

    "Vania...! Buruan!! Ih!!" pekik Nala yang sudah merasa tak nyaman dengan kondisi tubuhnya yang sudah lepek parah.

   "Iya! Iya! Sabar! Ini gue juga udahan koq!" sahutnya setelah keluar dari kamar, dengan rambut masih terbungkus handuk.

   "Eh Van! Kalo di pikir-pikir, akhir-akhir ini, Eira sering pulang telat ya!" ujar Nala yang masih duduk di kursi makan, dengan sekaleng minuman di salah satu tangannya.

    "Eh iya ya. Lo bener Nal!" kata Vania seraya menarik kursi di sebelah Nala, hingga membuatnya duduk berhadapan dengan Nala, yang notabene duduk menyamping. "Apa dia sedang ada masalah ya?"

    "Bisa jadi. Kan lo tahu sendiri. Dia itu tipe anak yang selalu ada buat para sahabatnya, saat sahabatnya butuh ataupun ada masalah. Tapi kalo dia sendiri yang punya masalah, dia justru bungkam seribu bahasa, dan baru akan cerita, kalo udah kita paksa."

    "Bener juga lo, Nal! Tapi, kira-kira, apa ya, masalahnya? Sampai-sampai udah nyaris 2 bulanan ini dia selalu pulang malam, bangun telat dan gak ada mampir ke Kafe Vino pula?"

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang