"." EnAm PuLuH Dua "."

23 0 0
                                    

Happy Reading
























      Alric membuka mata perlahan, sebelum akhirnya memiringkan badan seraya menopang kepala menggunakan tangan kanannya.

    "Aku pikir, kamu akan meninggalkanku, setelah tahu kondisiku, tapi ternyata aku salah." ujar Alric dengan seulas senyum manis penuh kelegaan, sebelum beringsut dan mengecup singkat bibir Eira, yang masih terlelap, untuk membersihkan diri.

FlashBack

      "Lalu apa kau menciumku diam-diam? Saat aku tidur?"

  Alric yang terkejut mendengar pertanyaan Eira, hanya bisa mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Karna ia benar-benar takut dan tidak siap, jika Eira tahu soal kondisinya, dan memilih pergi, setelah semua kejutan yang sudah ia persiapakan mencapai 99℅.

    "Kenapa diam?

  Alric masih bergeming mendengar pertanyaan dari Eira.

    "Aku sudah tahu semuanya. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Karna aku hanya ingin memastikan, jika kamu benar-benar bisa tidur dengan nyenyak. Meskipun sepanjang hari sibuk bekerja dan tidak sempat berciuman denganku secara sadar." ucap Eira yang jelas buat Alric terperajat, hingga tergagap.

   "Si...siapa yang memberitahumu?"

"Waktu itu, aku yang tidak ingin bertemu denganmu, memilih bersembunyi di kolong meja kerjamu, saat mendengar langkah kaki mulai mendekati ruanganmu, dan dari situ aku tidak sengaja mendengar semua percakapanmu dengan Juan." terangnya.

   "Jadi maksudmu? Kamu sudah tahu semuanya, tapi tetap memilih bersamaku?" tanya Alric memastikan.

  Eira mengangguk. "Eung! Tentu saja! Memang kenapa? Bukankah bagus, jika aku adalah penawarmu? Jadi aku tidak perlu khawatir, untuk bersaing dengan wanita cantik diluar sana." ucapnya yang jelas buat Alric merasa sangat-sangat bahagia, karna kekhawatirannya selama ini, ternyata hanya kesia-siaan belaka.

    "Terimakasih. Karna tetap memilih bersamaku." ucapnya sembari mendekap Eira.

    "Aku juga berterimakasih, karna kamu sudah mencintaiku dengan tulus." ujarnya seraya balas memeluk, sebelum mulai merenggang secara perlahan, dan beralih saling menatap serta menggenggam satu sama lain.

   "Ou iya, maaf ya Na. Jika akhir-akhir ini aku sibuk, dan gak ada waktu buat kamu. Tapi aku janji, mulai sekarang, hal itu tidak akan terulang lagi. Dan tolong, kabari aku, kemanapun kamu hendak pergi. Karna jujur, aku sangat khawatir. Bahkan jika kamu tidak keberatan, ajak aku, saat kamu ingin bepergian." ucap Alric yang justru mendapat kecupan manis dari Eira.

.Cup

   "Aku juga minta maaf, karna nyaris meminta putus darimu, dengan alasan tak sanggup jika harus terus-terusan dirumah sendiri. Tapi setelah melihat kamu terisak tadi, aku benar-benar merasa bersalah."

    "Em... Karna kita sudah saling mengakui kesalahan kita masing-masing, bagaimana kalo kita lupakan saja. Namun tetap kita jadikan pelajaran berharga, agar kedepannya kita bisa lebih saling terbuka lagi dalam berkomunikasi. Gimana?"

   "Em.... Baiklah. Aku setuju." sahut Eira sebelum mengajak Alric untuk segera tidur, karna matanya sudah sangat lengket. Namun ia tak lupa, untuk mendekatkan wajahnya pada Alric. Alric yang mengerti langsung melumatnya dengan lembut, kedua bibir Eira secara bergantian, yang semakin lama semakin dalam dan intens. "Jadikan ini rutinitas kita sebelum tidur." ucap Eira saat Alric menjeda aksinya.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang