Happy Reading
FlasBackAlric segera menggeser gambar telepon berwarna hijau, sesaat setelah membaca nama yang tertera pada layar utama ponselnya. "Halo. Ada apa Juan?"
"Hanya ingin mengingatkan. Jika nanti, seusai makan siang, Tuan ada rapat dengan Tuan Fian."
"Ah iya. Nyaris saja lupa. Thanks ya An!"
"Tidak perlu berterimakasih Tuan, karna itu memang sudah tugas saya."
"Baiklah. Aku tutup ya. Agak sibuk."
"Ah iya Tuan."
==) Tuttt.....
Sambungan telepon terputus, dan Alric kembali menuju dapur.
FlashBack Selesai
"Tuan!" tatap Juan tak kalah terkejut, melihat bosnya yang membukakan pintu untuknya. "Aku kira Tuan sedang berada di luar." ucapnya sedikit gugup."Siapa Sha?" tanya Eira dari ruang makan. "Suruh gabung saja, sini! Makan siang bersama."
"Masuklah! Ilana mengajak kita makan bersama." kata Alric.
"Eung! Baiklah. Terimakasih." ucap Juan agak canggung.
"Juan! Kemarilah! Duduk." titah Eira saat mendapati sosok jangkung dengan setelan formal itu.
"Ah iya. Terimakasih Nona Eira." ucap Juan sebelum duduk.
"Hey! Jangan seformal itu dengan ku. Seperti biasa saja." kata Eira dengan seulas senyum, yang entah kenapa, berhasil membuat laki-laki yang kini sudah kembali duduk di sebelah kanannya merasakan nyeri hebat pada dadanya. "Kamu kenapa Sha?" tanya Eira yang tidak sengaja melihat Alric meremas dadanya.
"Gapapa." Bohongnya. "Ayo kita makan! Keburu dingin." ujarnya memilih mengabaikan sakit pada dadanya tersebut.
Selesai makan siang, Alric bergegas kembali menuju kantor bersama Juan, karna Eira keukeh memilih pulang naik bus saja. Jadi Alric tak bisa memaksa.
"Aku duluan ya, Na! Kamu hati-hati dijalan. Tolong segera kabari aku, jika sudah sampai rumah." pesan Alric sebelum berlalu dari lobi Evram Palace bersama mobil Bentley hitam yang dikemudikan Juan.
"Eung! Kamu juga hati-hati ya, Sha!" ucapnya seraya melambai, hingga mobil Bentley hitam itu tak tampak lagi dari kedua netranya. "Huft! Hari yang cukup melelahkan." helanya sembari melangkah menuju halte, yang memang tak jauh dari lobi Evram Palace.
***
Eira sudah menaiki Bus tujuan halte Cempaka. Ia duduk di salah satu kursi tengah dekat jendela yang kosong.
"Haruskah aku mampir ketempat Arvino?" pikirnya, namun segera ia tepis. "Sepertinya tidak perlu, karna hubungan kami sedang kacau." gumamnya memilih memasang earphone saja, di kedua telinganya.
Setibanya di halte Cempaka, Eira segera turun dan menyusuri jalan menuju kediamannya seorang diri, seraya masih mengenakan earphone di kedua telinganya.
.Di Tempat Lain
Sepanjang jalan menuju kantor, Alric terus menatap Juan.
Juan yang menyadarinya, merasa tak nyaman. Hingga mencoba memberanikan diri untuk bertanya. "Apa terjadi sesuatu Tuan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
ChickLitCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...