"." TuJuH BeLaS "."

49 3 0
                                    

Happy Reading






















































    Setibanya di lobi kantor, Alric segera turun dari mobil dan berjalan tergesa menuju Lift, untuk naik ke lantai 40, lantai paling atas, dimana ruangannya berada.

==) Tingggg

    Pintu Lift terbuka, Alric langsung mendapat sambutan dari Juan yang memang sudah menunggunya di depan Lift.

      "Apa terjadi sesuatu Tuan?" tanya Juan saat mendapati raut serius Alric, yang sebelumnya memberi ia perintah untuk segera menutup pendaftaran lomba yang sudah berlangsung selama sebulan itu. Namun bukannya menjawab, Alric justru terus melangkah mantap menuju ruangannya, yang memang hanya berjarak beberapa meter dari Lift, dan mau tak mau, Juan hanya bisa terus mengikutinya, hingga masuk kedalam ruangan yang terbilang sangat luas, dengan berbagai funitur yang lengkap nan mewah di setiap sudutnya.

      "Apa kau sudah melakukan perintahku?" tanya Alric sebelum mendudukkan diri di salah satu single sofa putih ruangannya.

     "Sudah Tuan." jawab Juan ikut mendudukkan diri di sofa panjang sebelah kiri Alric.

   "Segera umunkan pemenangnya. Dan bawa dia secepatnya padaku! Jika perlu, jemput dia sekarang juga!" titah Alric seraya mengulurkan ponsel dari saku jasnya.

     "Ilana Si Putri Keong." baca Juan, pada layar ponsel 7inch tersebut. "Apa Tuan yakin?" tatapnya sembari mengembalikan ponsel Alric.

    "100℅ yakin!"

   "Baiklah. Saya permisi dulu Tuan." bangkit Juan sembari membungkuk sopan, sebelum meninggalkan ruangan Alric.

.Di Tempat Lain.

    Eira melompat terkejut dari atas sofa, setelah membuka dan membaca notifikasi pada ponselnya, hingga membuat kedua sahabatnya nyaris tersendak keripik kentang yang tengah mereka nikmati, sembari menonton drama korea favorit mereka. "APA!!"

     "Why? Why? Why? Why?" tanya keduanya setelah meneguk habis minuman kaleng yang baru saja mereka sambar dari atas meja kaca depan sofa.

    "Gue gak lagi ngimpikan?!" tatap Eira pada kedua sahabatnya, seraya mengulurkan benda tipis dari tangannya..

   "Ini seriusan Ra!!" tanya Vania sembari menatap Nala dan Eira secara bergantian.

   Mendengar itu, Eira justru merasa greget, sebelum akhirnya saling menatap satu sama lain dan melompat bersama. "Ye....... Menang.......!!!"

    "Selamat ya Ra!" ucap Vania dan Nala bergantian memeluk Eira.

   "Thanks ya girls!" sahut Eira dengan wajah bahagia, meski beberapa detik yang lalu terlihat murung.

   "Apa gue bilang! Kali aja rejeki. Benerkan!" ujar Vania setelah kembali mendudukkan diri, namun kali ini bukan diatas sofa, melainkan di atas karpet antara sofa dan meja.

    "Hehehe, untung nurut ya!" kekeh Eira sembari menyusul Vania, yang sudah lebih dulu mendudukkan diri, sebelum akhirnya Nala, yang kembali mendudukkan diri di sebelah kanannya.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang