"." TiGa PuLuH Dua "."

40 2 0
                                    

Happy Reading
































        Alric segera memacu kendaraannya menuju Penthouse, sesaat setelah ia menutup pintu mobil untuk Eira.

    Di sepanjang jalan, Alric terus mengajak Eira mengobrol, membahas tentang hal apa saja yang sering Eira lakukan sepeninggalan dirinya.

   "Jujur, aku sering menghabiskan banyak waktuku dibawah jembatan bersama Arvino, dengan harapan, kamu tiba-tiba datang menyapaku. Tapi sayang, itu tidak terwujud. Bahkan kemarin kita juga tidak bertemu." ujarnya seraya tersenyum kecil, saat menatap laki-laki yang kini mengulas senyum manis padanya.

    "Maaf! Membuatmu menunggu lama. Tapi syukurlah, akhirnya aku menemukanmu. Meski sebenarnya aku juga berharap, bisa bertemu denganmu di tempat bersejarah itu. Tapi sayang, kemarin aku malah bertemu orang yang  salah." ujar Alric sembari menceritakan kejadian sore itu, yang justru sukses buat seorang Eira tertawa lepas.

FlashBack

   "Ilana!" panggil Alric setelah berhasil menetralkan nafasnya.

"Kau siapa?" dongak wanita yang tengah memeluk lutut di bawah jembatan, seperti yang selalu Eira lakukan dulu, saat menunggu pangeran kodoknya, yang tentu seketika buat Alric membungkuk meminta maaf, karna salah orang.

    "Maaf. Saya salah orang." ucapnya sebelum memutuskan untuk pergi. Namun sayang, wanita itu segera menahan pergelangan tangan Alric.

   "Eh! Tunggu!"

"Kenapa?" Alric menatap terkejut.

  "Sepertinya kau tipe ku. Bagaimana kalo kita berkencan?" ajaknya setelah bangkit dari duduknya.

    Mendengar itu, Alric segera menepis tangan wanita itu, dan bergegas berlari menjauh.

FlashBack Selesai

   "Hahaha, kenapa kau tidak menerima tawarannya saja?"

    "Karna aku sedang tidak mencari teman kencan! Melainkan sedang mencari Putri Keongku. Yang ternyata sudah sejak lama ada didekatku. Namun sayang, aku tidak menyadarinya dengan cepat. Maaf ya!" ucapnya seraya menatap penuh sesal.

   "Tolong jangan meminta maaf soal itu, karna tampaknya justru aku yang bersalah disini." ujarnya yang sukses buat Alric menatap bingung, setelah berhasil memarkirkan mobilnya dengan sempurna di basement, parkiran khusus penghuni Penthouse.

   "Kenapa begitu?"

"Karna seharusnya waktu itu aku jujur padamu, saat kamu menanyakan dari mana aku mendapatkan kalung kodok itu. Jika aku jujur, sepertinya kita akan tahu lebih cepat. Tapi ya sudahlah. Jalan semesta selalu lebih baik untuk kita." ujar Eira sebelum membuka pintu mobil untuk turun. Namun sayang, Alric segera menahan lengannya.

    "Eh! Tunggu!"

"Kenapa?"

   "Biar aku bukakan."

"Eh! Tidak perlu." tolak Eira seraya menepis tangan Alric, dan segera berjalan menuju lift, untuk mencapai lantai 49.

==) Tingggg

    Lift terbuka di lantai 49, Eira segera bergegas keluar dari lift dan segera masuk kedalam Penthouse, disusul Alric di belakang. Namun, baru saja Eira meletakkan tas slempangnya di atas top table, Eira segera balik badan untuk menatap laki-laki yang begitu setia mengekorinya sejak di parkiran tadi.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang