"." LiMa PuLuh DeLaPaN "."

29 0 0
                                    

Happy Reading









































       Juan menepuk keningnya, sebelum memungut dan mengotak-atik ponsel hitam yang tergeletak di dekat mouse.

    "Halo Tuan!"

"Iya Juan. Kenapa?"

   "Apa Nona Nerissa sudah tiba?"

"Siapa dia?"

    "Dia pekerja yang menggantikan Nona Eira."

   "Ouh! Begitu. Bisa kirim profilnya sekarang?"

   "Tentu!" sahut Juan sebelum memutus sambungan teleponnya.

.Di Sisi Lain

          Alric masih menatap wanita yang berdiri canggung didepan pintu, sembari menunggu notifikasi pesan masuk dari Juan.

.Line

   Alric segera membuka pesan masuk, sesaat setelah mendengar bunyi notifikasi Line.

   "Ou jadi kamu Nerissa?"

Nerissa mengangguk. "Benar Tuan."

    "Ayo silakan masuk." ajak Alric seraya memimpin jalan.

   "Siapa Sha?" tanya Eira yang tengah menuruni tangga.

    "Ou ya Na! Kenalin, ini Nerissa, yang hari ini akan mulai bekerja disini. Dan Nerissa, kenalin dia Ilana, istri saya." ucap Alric yang seketika mendapat protes dari Eira, namun hal itu justru membuat Alric tertawa senang.

   "RALAT! Calon istri!" ujar Eira sembari menuruni tangga tersisa.

    "Terserah! Karna akhirnya, kamu tetap harus jadi milikku. NET! Gak pake Nego!"

   Mendengar itu, Eira mendengus sebal, sebelum memilih mendudukkan diri seraya memainkan ponsel di sofa panjang ruang tengah. Karna lagi-lagi ia tak mampu membantah Alric.

   Sedang Alric, ia mulai memimpin jalan untuk menunjukkan serta menjelaskan apa saja tugas Nerissa.

   "Bagaimana? Ada yang mau ditanyakan?" tanya Alric yang akhirnya buat Nerissa tersadar dari rasa kagumnya terhadap Alric.

   "Hah? Tidak Tuan! Saya sudah mengerti!" jawab Nerissa cepat.

   "Baiklah kalo begitu. Saya tinggal ya!" pamitnya segera berlalu menuju ruang tengah, setelah mampir ke kamar Eira untuk mengambil laptopnya. "Hai! Bengong aja." ujar Alric sebelum mendudukkan diri di sebelah Eira.

   "Abis bosen sih! Gak ada kerjaan." keluh Eira seraya meletakkan ponselnya di atas meja kaca. Sebelum beralih duduk menyamping menatap Alric. "Sha! Aku boleh keluar gak?"

   "Ayo! Kemana?"

"Tapi sendiri."

   "Gak boleh, kalo sendiri." sahut Alric sembari membuka laptop di pangkuannya, sebelum mengerakkan jemarinya dengan lincah diatas keyboard.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang