"." DeLaPaN BeLaS "."

66 2 0
                                    

Happy Reading






































      Alric mulai memacu kendaraannya dengan kecepatan sedikit kencang, karna lalu lintas memang sudah legang, sembari mengingat kembali introgasi yang ia lakukan terhadap Vania, beberapa saat lalu.

FlashBack

    "Bukankah namamu Vania?" tanya Alric seraya menatap kedua netra Vania.

    "Benar. Namaku Vania. Vania Clarissa Putri. Memang kenapa Al? Apa ada masalah?"

  Bukannya menjawab, Alric justru menatap Juan.

     "Apa kau tidak salah bawa orang?"

   "Tidak Tuan!" jawab Juan sebelum mengkonfirmasi ulang pada Vania. "Nona, bukankah anda pemilik email Ilana Si Putri Keong?"

    "Benar. Itu email saya, memang kenapa ya?" jawab Vania sembari menatap bingung pada Juan  maupun Alric secara bergantian.

  "Tapi kenapa kau menggunakan nama Ilana, sedang nama panjangmu saja, bahkan tidak terselip nama Ilana?" tanya Alric yang seketika membuat Vania lega, karna ia kira, ada masalah yang lebih serius dari itu. Meskipun sebenarnya memang ada, hanya saja Vania tidak tahu.

    "Oh itu! Aku hanya suka saja, dengan nama Ilana, menurutku itu nama yang cantik. Jadi aku menggunakannya untuk nama emailku."

    "Apa hanya itu alasannya?"

"Eung! Hanya itu." angguk Vania.

    "Lalu bagaimana dengan nama belakangnya? Si Putri Keong? Apa alasannya juga demikian?"

      "Eung! Benar."

Mendengar itu, Alric jelas kecewa, meski alasannya bisa diterima. Namun, ia sangat berharap, jika alasannya berhubungan dengan seseorang dari masa lalunya.

   "Terus, apakah cerita yang kamu kirim benar adanya, atau hanya karanganmu saja, untuk bisa mengikuti lomba?" tanya Alric lagi, dengan sedikit ragu.

   "Ah! Jika masalah itu, itu nyata, bukan karangan. Meskipun itu aib yang cukup memalukan, namun itu benar adanya." jawab Vania sesuai dengan yang instruksikan oleh Eira, sebelum ia berangkat tadi.

   "Kenapa menurutmu itu aib yang memalukan?" tatap Alric sedikit ragu sekaligus tertarik mendengar alasannya.

   "Karna biar bagaimanapun, aku hanya ingin memberikan ciuman pertamaku kepada laki-laki yang sudah berstatus sebagai suamiku, namun sayang, itu sekarang sudah tak mungkin." ujarnya  penuh sesal, hingga membuat seorang Alric cukup merasa bersalah.

  "Baiklah. Juan! Tolong segera urus pencairan hadiahnya. Dan kamu Vania. Terimakasih atas waktunya." ucap Alric seraya mengulas senyum, sebelum bergegas meninggalkan ruangan, untuk segera memacu kendaraannya menuju suatu tempat.

FlashBack Selesai

.15 Menit Kemudian

     Alric tiba di tempat tujuan. Ia segera bergegas menaiki tangga dengan langkah cepat, sebelum menggedor  pintu bercat coklat dihadapannya, hingga membuat yang empunya berjingkat terkejut.

==) Clek

    "Kamu!" tatap Eira dan Nala dengan ekspresi terkejut.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang