"." SeBeLaS "."

80 3 0
                                    

Happy Reading























        Setibanya dirumah, Eira langsung terduduk lesu di atas sofa panjang ruang tamu, sembari memikirkan kembali kejadian tadi, yang berujung perdebatan sengit antara dirinya dengan Alric.

FlashBack

    "A....... Tidak......!!" pekik  Eira seraya membanting pintu, setelah menyadari jika kancing bajunya terlepas satu, dan nyaris mengekspose belahan dada miliknya. Namun, meski demikian, baik Alric maupun Juan, sebenarnya tidak ada yang memperhatikan itu, karna keduanya cukup terpesona dengan muka bantal Eira. Jadi teriakan Eiralah, yang justru membuat kedua netra mereka menurunkan arah pandangnya.

   "Astaga! Dia pasti salah paham." kata Alric yang seketika di setujui oleh Juan.

    "Benar. Sepertinya Nona Eira salah paham."

.Beberapa Saat Kemudian

       Eira yang awalnya ragu, akhirnya memutuskan untuk segera keluar. Namun betapa terkejutnya ia, saat melihat Alric dan Juan masih berada di depan kamarnya, seraya berjalan kesana kemari seperti orang bingung. Meski begitu, ia tetap berusaha bersikap biasa saja, dan segera pamit pulang. "Maaf Tuan. Berhubung hari sudah mulai gelap. Saya mau pamit pulang. Toh sudah tidak ada lagi yang bisa saya kerjakan."

   Mendengar itu, Alric segera mencari cara maupun alasan, agar ia bisa menghabiskan lebih banyak waktu lagi bersama Eira. "Baiklah. Ayo! Aku akan mengantarmu."

    "Tidak perlu Tuan! Itu terlalu merepotkan. Saya biasa naik bus." tolak Eira, yang memang ingin sekali segera enyah dari hadapan Alric dan Juan, karna malu.

   "Maaf Nona. Aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendiri. Apalagi kondisimu baru saja membaik."

   "Tidak perlu Tuan! Aku sungguh baik-baik saja."

    "Maaf Nona. Aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja. Mengingat kamu baru saja membaik, dan kamu juga adalah pekerja pribadiku. Lantas apa kata pekerja lainnya, saat mereka tahu, jika aku bersikap kejam padamu, dengan membiarkanmu pulang sendiri dalam keadaan seperti ini." kilah Alric.

   "Tenang saja Tuan. Aku tidak akan mengatakannya pada siapapun. I swear." ucap Eira seraya mengangkat tangan bersumpah.

   Alric yang tampak kewalahan menghadapi Eira, segera mengkode Juan, untuk membantunya.

     "Nona. Tidak bisakah, sekali ini saja, kamu membiarkan Tuan Alric mengantarmu pulang?" bujuk Juan yang seketika mendapat acungan jempol dari Alric.

    Namun, Eira yang sebenarnya memang baik-baik saja, tentu keukeuh menolak.

    "Maaf Tuan. Saya benar-benar tidak ingin merepotkanmu. Jadi--" Eira menjeda ucapannya sebelum mengambil langkah seribu sembari berkata. "MAAF, SAYA PERMISI DULU...!!" yang tentu perbuatan itu membuat Alric dan Juan saling menatap tak percaya. Sebelum akhirnya Alric bergegas berlari mengejar Eira, setelah meminta kunci mobil pada Juan.

FlasBack Selesai

.Di Sisi Lain

    Alric masih bergeming di atas jok kemudinya, seraya memikirkan kembali apa yang barusan ia lihat, saat mengikuti Eira secara diam-diam. Karna entah kenapa, pikirannya langsung berkelana menuju ingatan malam itu, malam dimana ia mencium seorang wanita untuk pertama kalinya, saat melihat Eira turun di halte Cempaka.  *Apakah dia yang aku cari?* batinnya sembari terus menatap kosong halte yang sudah tak berpenghuni itu, sebelum akhirnya memutuskan untuk segera bergegas menuju kediamannya.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang