"." TiGa PuLuH SaTu "."

48 2 0
                                    

Happy Reading

























        Pagi ini, Eira, Vania dan Nala akhirnya berangkat kerja bersama lagi, menaiki transportasi umum, Bus. Setelah sekian lama mereka selalu membuat alasan untuk berangkat lebih dulu ataupun belakangan. Karna hubungan diam-diam Vania dan Alric maupun Eira dan Juan. Ya meskipun kedua pasangan tersebut tidak ada yang jadian hingga kini.

  "Eh! Itu Busnya." seru Nala tampak begitu antusias saat melihat Bus E10, karna akhirnya ia tak berangkat sendirian lagi.

   "Eh! Iya tuh!" sahut Eira seraya bangkit dari duduknya bersama Vania.

==) Shit....!

   Bus berhenti, Eira, Vania dan Nala beserta para penumpang lainnya mulai menaiki bus secara bergiliran.

    Sebagian penumpang mendapatkan tempat duduk, sebagian lainnya tidak, dan terpaksa harus berdiri, termasuk Eira dan Vania, karna Nala termasuk penumpang yang berhasil mendapatkan tempat duduk.

   "Ou iya Girls!" Vania membuka pembicaraan. "Semalem Alric ngirim pesan, minta ketemuan pas jam makan siang, di Restoran depan Evram Mall. Doain lancar ya." ujar wanita yang mengenakan setelan formal navy tersebut.

   "Tenang! Doaku selalu menyertaimu Van!" ucap Eira tulus.

    "Iya! Doa kami selalu menyertaimu Van!" timpal Nala sebelum akhirnya teringat sesuatu. "Ou iya, ngomong-ngomong gimana hubungan lo sama Juan, Ra?" Dongaknya pada wanita yang mengenakan setelan baju rajut putih lengan panjang berpadu rok pendek coklat, tak lupa sepatu sneaker menghias kedua kakinya.

   Vania yang mendengarnya, menatap terkejut pada Eira yang berdiri di sebelah kanannya. "Sejak kapan, Ra?"

   "Eh! Itu! Kayanya sejak lo sama Alric deh! Soalnya udah lumayan lama juga kan! Jadi udah agak kelupaan gue, tepatnya, hhehehe." ujar Eira terkekeh canggung, sebelum menanyakan perihal perasaan Vania pada Juan. "Ou iya Van! Emang lo gak marah, gue deket sama Juan?"

   "Eh! Ya enggaklah! Secara, gue kan sekarang udah sama Alric. Anggep aja kita tukeran temen kencan gitu." ujar Vania seraya terkekeh malu. "Ou iya, Terus gimana sekarang? Udah jadian?" tanyanya yang hanya mendapat gelengan kecil dari Eira. "Yang sabar ya! Kalo jodoh gak bakalan kemana koq."  ucapnya sembari mengusap lembut punggung Eira. "Tapi, gimana dengan pangeran kodok lo?" tatapnya agak penasaran, karna selama ini hati Eira sungguh tak tergoyahkan oleh laki-laki manapun, termasuk Alric, pikir Vania.

   "Udahlah. Biarkan semua mengalir seperti air. Kaya kata lo tadi, kalo jodoh gak kemana. Iya kan!" ujar Eira berusaha mengulas senyum senatural mungkin.

  "Iya bener juga." sahut Vania yang lagi-lagi terkekeh, karna entah kenapa, hari ini wajahnya begitu cerah, setelah mendung selama hampir 3 mingguan. "Eh! Eh! Udah mau sampai nih!" ucapnya yang buat Nala seketika berdiri.

   "Kita duluan ya, Ra!" pamit Vania dan Nala sebelum turun.

   "Iya. Hati-hati." lambai Eira sebelum mendudukkan diri di tempat Nala barusan, karna ia masih harus transit di halte berikutnya, untuk mencapai kantor pusat Evram Corp, dimana kantor Alric berada.

.Di Tempat Lain

    Alric tengah bersiap-siap menuju kantor, dengan aura wajah yang sungguh cerah, karna semalam ia benar-benar bisa tertidur dengan pulas.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang