Happy Reading
Eira dan Nala tengah jalan pulang bersama, dari halte menuju tempat tinggalnya, karna tadi Eira menolak untuk di antar Juan.
"Tunggu!" ucap Nala yang seketika buat Eira berhenti dan menatap sahabatnya, yang kini berdiri tepat di depannya. "Apa sebenarnya hubungan lo sama Juan?"
Mendengar itu, Eira hanya menjawab singkat, dan kembali melanjutkan langkahnya menapaki jalanan yang sedikit menanjak.
"Rekan kerja."
"Hanya itu?" tanya Nala lagi, sembari menyejajarkan langkahnya, di samping Eira.
Eira mengangguk. "Eung! Tentu saja. "
"Tapi, kenapa kalian tadi bisa barengan, ke Kafenya?"
"Ouh, itu? Kebetulan aja. Tadi gue udah selesai, dan dia ngajakin gue makan siang bareng. Ya udah gue terima."
"Hanya itu?" tanya Nala lagi, seraya menatap dan menghalangi jalan Eira, yang mau tak mau buat Eira menatap penuh tanya pada Nala.
"Eung! Hanya itu!" tegasnya. "Memang jawaban seperti apa lagi sih, Nal! Yang sebenernya lo arepin dari gue? Hah?"
Mendengar nada jengkel dari sahutan Eira, Nala seketika meminta maaf. "Sorry ya, Ra! Kalo pertanyaan gue buat elo tersinggung. Karna jujur, Gue gak ada maksud gimana-gimana. Gue cuma berharap, elo bisa segera nemuin seseorang yang bisa buat lo nyaman dan bahagia. Dari pada elo nungguin pangeran kodok elo, yang gak jelas keberadaannya hingga kini. Udah gitu aja. Gak ada maksud lain koq. Sumpah!" ucapnya seraya mengangkat tangan bersumpah, yang tentu buat kejenggkelan Eira seketika sirna, dan berubah menjadi ulasan senyum manis.
"Thanks ya, Nal! Udah mau repot-repot mengkhawatirkan kebahagiaan gue. Tapi lo tenang aja ya, gue bisa urus soal itu sendiri koq!" ucapnya seraya memegang kedua bahu Nala, sebelum menaiki tangga bersama.
"Syukurlah." ujarnya. "Ou iya, Ra! Hari ini Vania aneh tahu!"
"Aneh kenapa?" Eira menoleh, sebelum memutar knop pintu.
"Jadi gini." Nala mulai menceritakan semua obrolannya dengan Lucy, rekan kerja Vania di toko tas. Karna kebetulan, tadi, saat hendak pulang kerja, mereka berada di satu Lift, dan hanya berdua saja.
FlashBack"Bagaimana masalah toko tadi pagi? Apa sudah beres?" tanya Nala membuka obrolan. Namun Lucy yang tak mengerti, hanya menatap penuh tanya pada Nala. "Tadi pagi Vania berangkat lebih dulu, dengan alasan, ada sedikit masalah ditoko."
Mendengar itu, Lucy akhirnya bersuara. "Masalah apa?"
"Entahlah. Dia tidak menjelaskan secara spesifik. Mungkin ada masalah pendataan atau apa gitu?"
"Seingat gue, gak ada."
"Seriusan?" Nala menatap Lucy dengan raut tak percaya.
"Eung! Bahkan sejak makan siang tadi, Vania tak kembali, dan justru izin." terangnya yang buat Nala semakin tak percaya. Karna biasanya, Vania selalu memberitahunya, jika hendak izin atau ada urusan mendadak. Namun kali ini, tidak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
ChickLitCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...