"EmPaT PuLuH DeLaPaN "."

25 1 0
                                    

Happy Reading


























    Alric mulai mengendarai mobil listrik biru miliknya, menuju Restoran Korean Food depan Evram Mall.

     Namun baru saja ia berjalan beberapa langkah ke dalam Restoran, kedua netranya tak sengaja menangkap dua sosok yang sangat familiar di indra penglihatannya. Tanpa ragu, ia segera berjalan mendekati meja yang berada di dekat jendela itu.

    "Eira." panggilnya yang seketika buat Eira maupun Fian menatap terkejut. Bahkan ekspresi keduanya tampak lucu, layaknya kucing yang tengah tertangkap basah mencuri ikan.

   "N-Nesha. Kamu ngapain disini?" tanya Eira sedikit gelagapan. Karna entah kenapa, ia takut Alric akan salah paham.

"Ya makanlah. Mau ngapain lagi coba? Dateng ke Restoran, kalo bukan makan?!" sahutnya setelah mendudukkan diri di sebelah kanan Eira. Dan tanpa babibu, Alric langsung mencecar Eira dengan berbagai pertanyaan. Karna entah kenapa, ia merasa tak suka, melihat kedekatan Eira dan Fian. Apalagi keduanya kini sedang makan bersama, meski Fian adalah teman dekatnya, dan Fian juga tahu persis, bagaimana perasaannya untuk Eira.

     "Ah iya. Kamu benar." ucap Eira seraya mengulas senyum canggung.

       "Ou ya, ngomong-ngomong sejak kapan kalian saling kenal?" tanya Alric.

   "Baru tadi. Kami tidak sengaja bertemu di Mall." jawab Eira yang tentu buat Alric tampak syok, hingga ia mencoba mengkonfirmasi ulang ucapan Eira.

    "Baru tadi?"

"Eung!" angguk Eira.

   "Baru tadi, tapi kamu udah mau diajak makan bareng, Na? Apa aku gak salah denger!"

  "Enggak Sha! Kamu gak salah denger. Kan Fian bilang, dia temenmu."

"Terus kamu percaya begitu saja?"

    "Ya enggak juga. Aku percaya sama Fian, karna dia tahu panggilan kamu buat aku, yaitu Ilana. Dan itu gak semua orang tahu lho!" terang Eira yang akhirnya buat Alric menghentikan pertanyaan-pertanyaan yang hendak ia lancarkan kembali, karna pesanan sudah tiba, dan ia tak ingin menghilangkan selera makan Eira.

   "Saya juga pesan yang seperti ini ya Mas, satu." ucap Alric pada waiter yang menyajikan, seraya menunjuk makanan milik Eira.

   "Baik. Mohon tunggu sebentar." sahutnya sebelum undur diri.

    "Nih! Makan saja punyaku. Biar aku saja yang belakangan." ujar Eira sembari mengulurkan sumpit pada Alric. Namun Alric menolaknya.

   "Tidak perlu. Makanlah dulu. Aku ingin melihatmu makan dengan lahap." ucapnya seraya berpangku tangan menatap Eira.

   "Jangan seperti itu. Aku bisa tersendak." ujar Eira yang tampak merasa tak nyaman. Sebelum mempersilahkan Fian untuk makan terlebih dahulu. Karna takut makanannya dingin, dan kurang enak untuk dinikmati. "Ayo Fi! Selamat makan."

    "Ah iya. Selamat makan juga. Sorry, aku duluan Ric!" ucapnya pada laki-laki  yang mengenakan setelan jas hitam tersebut.

   "Iya. Monggo!" sahut Alric tanpa mengalihkan arah pandangnya pada Eira. "Makan yang banyak. Biar Ndut." ujarnya pada Eira.

    "Ogah ah! Segini aja cukup." sahutnya sembari menikmati makan siangnya.

   Tak lama, pesanan Alric tiba dan mereka akhirnya menyantap bersama, seraya mengobrol.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang