"." TiGa PuLuH DeLaPaN "."

34 2 0
                                    

Happy Reading



























         Eira duduk bersandar di salah satu jendela bus bagian tengah, sembari melamun memikirkan hal tadi.

FlashBack

      "Kenapa?"

"Tolong perlakukan aku seperti dulu lagi ya! Sebagai Nesha. Pangeran Kodokmu. Bukan Alric. Bos di tempat kerjamu. Bisakan?" tatap Alric dengan raut memohon.

   Eira terdiam sejenak, sebelum akhirnya mengulas senyum manis, meski dalam hati masih terbesit kekhawatiran. Kenapa? Karna ia takut, jika kedekatannya dengan Alric, akan membuat Vania salah paham. " Eung! Tentu saja."

   "Ou iya. Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?"

  "Tidak! Jangan lakukan itu!" Eira dengan cepat menolak tawaran Alric. "Aku lebih suka naik bus." ucapnya sebelum bergegas pergi menuju dapur, untuk mengambil tas slempang miliknya.

FlashBack Selesai

   "Huft!" Eira menghela nafas beberapa kali setelah kembali dari lamunannya, sebelum berjingkat terkejut, menyadari siapa yang tengah duduk di sampingnya.

   "Tio!"

"Iya Mbak! Ini saya Tio." ucap laki-laki jangkung berkaos biru, bertopi hitam, dengan celana jeans warna senada, tak lupa sepatu sport putih menghias kedua kakinya. "Mbak dari tadi kenapa sih! Tio panggil gak nyaut-nyaut? Tio kira salah orang tahu!"

   "Ah maaf. Mbak lagi sibuk sama pikiran Mbak sendiri, jadi gak denger deh!" ujar Eira sembari tersenyum canggung.

   "Ou gitu, pantes dari tadi bengong mulu." tanggap Tio. "Ou iya Mbak, ngomong-ngomong, Mbak tumben, baru pulang kerja? Biasanya agak siangan juga udah pulang?" tatapnya pada wanita yang mengenakan setelan baju panjang dan rok selutut itu.

  "Ya maklumlah Yo, Mbak kan bukan pekerja kantoran, jadi jam kerja Mbak juga gak tentu. Kadang cepet, kadang lama. Ya walaupun gajinya juga setara pekerja kantoran sih!"

   "Tapi, kenapa Mbak gak nyoba ngelamar jadi pekerja kantoran sih! Kan enak?"

    "Males Yo! Mending gini aja. Kerja sendiri, gak perlu disyirikin rekan, gak perlu liat rekan kerja yang mungkin cuma baik didepan tapi busuk di belakang. Gak perlu denger gosip, gak perlu repot-repot caper. Dan juga, gak perlu repot-repot debat partai sama rekan kerja yang--" Eira menjeda ucapannya. "Kamu tahu sendirilah, maksud Mbak gimana."

   Mendengar itu, Tio terkekeh. "Hahaha iya! Iya! Tio ngerti Mbak!" Sebelum akhirnya Eira menekan bel dan pamit turun. Namun ternyata, Tio juga turun di halte yang sama.

    "Eh Yo! Mbak duluan ya."

"Tio juga turun disini Mbak!"

    "Hah? Seriusan?" tatap Eira sebelum berdiri mengantri di pintu belakang Bus, untuk turun.

   "Iya Mbak! Tio mau main ke rumah temen." ujarnya setelah berdiri di belakang Eira.

==) Shit....

    Pintu bus terbuka, dan semua penumpang yang hendak turun, mulai bergantian melangkah menuju halte melalui pintu belakang. Sedang yang akan naik, mulai masuk melalui pintu depan.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang