Happy Reading
Hari ini, pagi-pagi sekali Juan mendatangi Penthouse Alric, untuk mengantarkan wine pesanan Alric.
"Tuan! Ini pesanannya." kata Juan seraya meletakkan paper bag warna keemasan di atas meja makan, dimana Alric berada.
"Thanks! Kau boleh pergi." ucap Alric sembari membuka dan menuang wine yang baru saja Juan bawa, sebelum meneguk serta mengisinya kembali, hingga beberapa kali.
Juan yang melihatnya, justru merasa khawatir, sampai-sampai tak mendengarkan perintah Alric. Karna tidak biasanya, seorang Alric mengonsumsi wine, apa lagi di pagi buta seperti ini. Kecuali jika dia sedang ada masalah yang cukup menganggu fikirannya.
"Kenapa hanya diam? Apa kau tak mendengarku?" tatap Alric pada Juan, yang justru mematung.
"Ah! Maaf Tuan!" ucapnnya sebelum membungkuk sopan dan terpaksa pergi.
.Di Tempat Lain
Dengan langkah yang di paksakan, Eira terus menarik kedua kakinya untuk segera mencapai lantai 40, dimana kantor Alric berada.
"Aku harap. Dia belum datang." gumam Eira sembari melangkah keluar lift, menuju ruangan Alric, yang ternyata masih tertutup rapat semua tirainya. "Ah! Syukurlah." ucapnya penuh kelegaan, sebelum berganti seragam dan mulai bekerja dengan secepat kilat.
Karna biar bagaimanapun, Eira tak ingin bertemu Alric dulu. Apa lagi setelah kejadian kemarin.
FlashBack
Di tengah keheningan, Arvino tiba-tiba menarik lengan Eira, sebelum menangkup dan mencium bibir Eira dengan lembut.
Eira yang terkejut hanya diam, tak bereaksi, hingga perlahan tersadar, dan segera mendorong tubuh Arvino menjauh.
"Apa yang lo lakuin, Vin?! Gue kecewa sama lo!" ucap Eira sebelum memilih beranjak pergi.
Namun, baru beberapa langkah Eira berjalan, ia tak sengaja menangkap sosok Alric, yang tengah menatapnya, dengan kedua pipi yang sudah basah oleh cairan bening dari pelupuk matanya.
"Nesha!" gumam Eira yang justru buat Alric seketika berlari pergi, hingga tak mampu terkejar olehnya, karna Alric sudah lebih dulu mendapatkan taksi. "Astaga! Dia pasti salah paham." ujarnya dengan nafas terengah-engah.
FlashBack Selesai
Eira akhirnya menyelesaikan tugasnya dengan cepat, sebelum bergegas menuju Evram Palace, karna ia fikir, Alric pasti sedang dijalan dengan Juan.
.Di Tempat Lain
Arvino membuka mata perlahan, sebelum mulai meruntuki diri, akibat kebodohannya kemarin.
"Astaga! Bagaimana aku bisa menemui Eira, setelah apa yang aku lakukan kemarin! Hah?" ucapnya sembari menarik rambut frustasi, setelah duduk bersandar headboard. "Eira pasti sudah tak sudi bertemu denganku, apa lagi memaafkanku? Tentu, itu tidak akan pernah terjadi. Mengingat kesalahanku kali ini sangat fatal padanya!" ucapnya yang memang tahu betul, seperti apa watak Eira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
ChickLitCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...