Happy Reading
Nala mulai mengetuk pintu kamar perlahan, berharap Vania mau membuka pintu untuknya.==) Tok Tok Tok
"Van! Buka Van! Kita bicara yuk! Eira gak ada koq!" ucap Nala dari depan pintu, yang seketika buat Vania beranjak dari atas ranjang, untuk membukanya.
"Nala." rengek Vania sebelum menghambur kedalam pelukkan sahabatnya itu.
Setelah agak tenangan, Nala mengajak Vania untuk bicara diruang tengah.
Vania yang tidak tahu jika Nala sudah mengetahui semuanya, mulai menceritakan apa yang terjadi sesuai versinya. Dan sebagai pihak penengah, Nala tetap mendengarkan Vania sampai selesai.
"Tapi Van! Tolong jujur ya! Sebenernya, elo beneran jadian gak sih! Sama Alric? Tolong jujur." ucap Nala yang seketika buat Vania terkejut, hingga gelagapan. Karna ia tak menyangka, jika Nala akan bertanya demikian.
"Y-ya g-gue Em... gue emang jadian sama Alric. Bahkan kami juga berniat akan menikah koq." sahutnya tanpa berani menatap Nala.
"Benarkah begitu? Baiklah. Berarti besok gue bakal nemuin Alric." ujar Nala yang langsung mendapat larangan keras dari Vania.
"JANGAN!! Emang lo mau ngapain, Nal?" tanya Vania dengan raut khawatir. Karna biar bagaimanapun, ia tak mau, jika kebohongannya terbongkar. Meski pada akhirnya, ia sendiri yang tanpa sengaja membongkar kebohongannya sendiri.
"Gue pengen tahu, siapa yang sebenarnya Alric sukai."
"Tidak perlu. Karna sudah pasti Alric akan bilang, jika dia menyukai Eira. Bahkan selama ini Alric ngedeketin gue, karna dia kira, jika wanita yang dia cium di malam itu, adalah gue. Karna gue lah, yang kemarin ngaku sebagai pengirim cerita itu. Meski Alric udah ngedesak gue, buat mengakui semuanya." terang Vania, sebelum akhirnya tersadar, jika ia baru saja mengakui perbuatannya.
"Ou jadi gitu. Oke! Thanks Van! Atas kejujurannya." ucap Nala.
"Em.. Em.. Bukan gitu maksud gue Nal!" ujar Vania berusaha berkilah.
"Udahlah Van! Gue udah tahu semuanya koq! Cuman gue pengen denger langsung aja dari elo."Mendengar itu, tentu Vania terkejut bukan main. "Lo tahu sejak kapan Nal?"
"Belum lama Van!"
"Apa Eira yang ngasih tahu elo?"
"Eung! Dia yang ngasih tahu gue."
"Tapi kenapa kalian diem aja sih! Kalo selama ini, udah tahu! Hah?" ucap Vania yang justru merasa kesal.
"Karna kita sayang sama lo Van! Dan kita gak pengen buat lo malu."
"Tapi kalo kaya gini kan-- gue jadi dobel malunya Nal!"
"Ya elo sih Van! Kenapa pake acara bohong segala, coba? Hem?"
"Y-ya Karna gue Emm...." Vania bingung hendak berkata apa.
"Gue apa? hem?-- Jangan bilang, kalo elo jatuh cinta sama Alric? Iya? Gitu?" cecar Nala yang mendapat anggukkan malu-malu dari Vania. "Dasar lu! Gampang banget, kalo urusan jatuh cinta. Pertama Arvino, terus Juan, terakhir Alric. Lha gue? Suka sama Vino aja gak ilang-ilang." ujarnya seraya mendorong pelan bahu Vania, sebelum akhirnya tersadar, jika ada yang nyaris terlewatkan, untuk ia beritahu pada Vania. "Ou iya Van! Hampir aja lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
Literatura FemininaCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...