"." EmPaT PuLuH SeMbiLaN "."

24 1 0
                                    

Happy Reading





































     Eira dan Alric mulai menaikki tangga, menuju kediaman Eira yang berada dirumah atap. Tak lupa, Alric menenteng belanjaan Eira di tangan kanannya, sedang tangan kirinya, ia gunakan untuk mengenggam tangan Eira.

   "Ya!! Ilana! Pokoknya mulai besok, kamu harus bekerja sebagai asistenku. Mengerti!!" titah Alric, yang buat Eira mendengus sebal. Karna Alric masih saja melanjutkan perdebatannya tadi.

FlashBack

   Alric mulai menginjak pedal gas perlahan, meninggalkan area parkir Restoran.

   "Bagaimana awal mula kalian bisa bertemu?" tanya Alric seraya menatap jalanan yang cukup ramai.

   Mendapat pertanyaan itu, Eira segera menjawabnya sesuai kenyataan, jika tadi troly yang pegang Fian tidak sengaja menabraknya, hingga terjatuh. Dan dari situlah mereka bertemu dan berkenalan.

    "Ou gitu."

"Eung! Memang kenapa? Apa ada sesuatu yang salah?" tatap Eira agak penasaran.

   "Gak ada apa-apa koq! Hanya ingin tahu saja." kilah Alric seraya mengulas senyum paksa, karna sebenarnya ia agak cemburu, mengingat dulu ia cukup susah payah, untuk mengajak Eira makan siang bersama. "Ou iya. Besok aku jemput kerumah ya? Kita ke kantor bareng. Karna mulai besok, kamu bekerja sebagai asistenku." ucapnya yang seketika mendapat penolakan dari Eira.

    "Maaf Tuan Nesha yang terhormat. Aku tidak tertarik menjadi asistenmu. Kenapa? Karna aku tidak ingin mendapat gosip, jika aku menggodamu. Mengerti!"

"Tenang saja. Hal itu tidak akan pernah terjadi, Ilana sayang. Karna aku akan segera memberitahu mereka, jika akulah yang sangat tergila-gila padamu."

   "Apa menurut anda mereka akan percaya begitu saja Tuan Nesha yang terhormat? Oh tentu tidak!" ucap Eira yang seketika buat Alric menepikan kendaraannya, sebelum melayangkan peringatan yang sukses buat Eira ciut.

    "Coba katakan TUAN sekali lagi!!" Akan ku pastikan, kau akan menyesalinya. Karna aku tidak akan mengampunimu, seperti tempo hari." ucapnya seraya menatap tajam pada Eira.

   "Oke! Aku tidak akan mengulanginya lagi." janji Eira memilih kembali menatap lurus kedepan, seraya berusaha menguasai diri. Setelah sempat beradu pandang dengan Alric yang terlihat siap menerkamnya bulat-bulat.

Melihat Eira yang demikian, Alric memilih kembali melajukan mobilnya.  "Baiklah. Tapi bagaimana jika kamu melanggar janjimu?" tanyanya.

   "Ya seperti dulu saja. Mendapat hukuman." jawab Eira yang justru tampak terkejut dengan ucapannya sendiri. Karna kali ini, hukumannya sudah pasti lebih berat dari sebelumnya.

    "Oke! Deal." sahut Alric setuju.

"Ou iya. Tapi bagaimana jika aku tak melanggar? Apa imbalanku?" tanya Eira. "Karna Gak adil donk! Jika aku tak mendapat apresiasi, padahal aku menaati aturan yang ada."

   "Imbalannya? Kamu bisa minta apa saja. Dan aku tak akan menolaknya."

   "Oke! Setuju!" seringai Eira. Karna sejatinya, ia sangat enggan menjadi asisten Alric. Yang mungkin akan membuat dirinya ataupun Alric menjadi khilaf tak terkendali karna perasaan menggebu mereka.

FlashBack Selesai

   "Ya udah gih! Kamu langsung balik kantor aja." ucap Eira setelah tiba di depan kediamannya, seraya mengambil alih belanjaan dari tangan Alric.

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang