Happy Reading
Seperti biasa, Nala dan Vania selalu melakukan janji temu di lantai dasar Mall, saat jam makan siang. Namun kali ini, Nala harus gigit jari, karna Vania baru saja memberitahunya, melalui pesan singkat, bahwa ia sudah ada janji dengan seseorang. Alhasil, Nala terpaksa menikmati makan siangnya kali ini sendiri. "Huft! Ya sudahlah." helanya seraya memasukkan benda tipis tersebut kedalam saku blazer hitam yang ia kenakan, sebelum melangkah menuju Kafe Arvino, yang memang tak jauh dari Evram Mall.
Setibanya di Kafe, Nala terkejut, melihat ketiga karyawan Arvino tampak kalang kabut tanpa Arvino, yang ternyata belum kembali, hingga jam makan siang, sesuai janjinya. "Astaga! Sini Yo! Gue aja yang bagian kasirnya." kata Nala mengambil alih tugas Tio, yang tampak kewalahan, karna memang tak biasa berjaga di pos kasir.
"Wah! Thanks banget Mbak." ucap Tio sebelum mundur ke bagian minuman. Sedang Enda, ia segera membantu Rara, yang amat sangat kewalahan dengan tugas yang tak biasa ia kerjakan.
.Di Tempat Lain
Juan masih terus menatap layar ponselnya, yang masih belum mendapat balasan dari Eira, sejak 10 menit lalu. "Haruskah aku menghubunginya?" tanyanya pada diri sendiri.
==) Clek
Alric keluar dari ruangannya, yang seketika membuat Juan berdiri untuk membungkuk sopan. Karna memang ruang kerja Juan, di depan ruang kerja Alric.
"Apa kau tidak makan siang?" tanya Alric seraya membenarkan jas yang baru ia kenakan.
"Sebentar lagi." sahutnya seraya mengulas senyum manis, saat mendapati balasan dari Eira, yang berhasil membuat Alric menatap penuh tanda tanya.
Eira : Sebentar lagi. Kenapa?
Juan : Kabari aku, jika sudah selesai.
Eira : Eung! Baiklah.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak Tuan." jawab Juan seraya menggeleng dengan senyum malu-malu.
"Tapi kenapa kamu tampak bahagia?"
"Memang kenapa Tuan? Jika saya tampak bahagia? Apa salah?" Juan menatap penuh tanya.
Alric menggeleng. "Tidak! Hanya saja--" Ia diam sejenak, sebelum berkata. "Ah lupakan. Aku bisa terlambat." ujarnya memilih bergegas menjemput Vania.
"Hati-hati dijalan." pesan Juan sebelum bergegas menjemput Eira, yang baru saja mengirimnya pesan.
Eira : Aku sudah selesai.
Juan : Tunggu! Aku akan segera menjemputmu.
Eira : Untuk apa?
Juan : Tunggu saja di lobi. Oke!
Eira : Baiklah.
.15 Menit Kemudian
Juan tiba di lobi Evram Palace, dan segera turun untuk membukakan pintu mobil buat Eira. "Ayo silahkan!" ucapnya dengan seulas senyum manis, yang tampak tak bosan tersungging sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insomnia Kiss (Completed)
Literatura FemininaCerita ini murni fiktif. Jangan lupa tetep Vote komen ya, meskipun ceritanya udah tamat. Thanks! Alric Ganesha Evram, seorang pendiri sekaligus pemilik saham terbesar di Evram Corp, sebuah perusahan yang nyaris bergerak di segala bidang. Kehid...