"." EmPaT PuLuH "."

35 2 0
                                    

Happy Reading















        Cyra menatap layar ponselnya dengan wajah sedih sekaligus bahagia. Sedih karna hari ini adalah hari peringatan kematian ibunda Alric. Bahagia karna tahun ini Alric masih mengajaknya untuk menyapa sang ibunda tercinta.

   "Baiklah! Mari kita pergi membeli bucket bunga terlebih dahulu." ujar Cyra setelah memasukkan ponselnya ke dalam handbag coklat yang akan ia tenteng, sebelum bergegas menuju basement, untuk mengendarai mobil listrik ungu miliknya.

   Sepanjang jalan, Cyra masih memikirkan acara makan siangnya dengan Alric kemarin, yang berlangsung cukup singkat, karna kesibukan Alric. Namun ia tetap merasa bahagia, karna Alric masih sudi meluangkan waktunya, untuk makan siang dengannya. "Syukurlah. Dia tak menganggapku orang asing." gumamnya sebelum menepikan mobilnya, di depan toko bunga langganan.

.Di Tempat Lain

     Alric dan Fian memilih ruangan private untuk menikmati makan siang mereka, sembari berbincang mengenai  Putri Keong yang Alric janjikan sebelumnya.

    "Silahkan!" seorang waitress mengulurkan buku menu pada keduanya, sebelum mulai mencatat dan mengkonfirmasi ulang, pesanan mereka. "Baik. Mohon ditunggu sebentar." kata waitress sebelum undur diri sembari membungkuk sopan.

   Sepeninggalan waitress, Alric mulai menceritakan bagaimana ia bisa bertemu Putri Keongnya.

   "Jadi maksudmu, kamu itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan-- siapa tadi namanya?"

   "Eira."

"Iya, Eira. Kamu jatuh cinta dengan  Eira tanpa tahu kalo dia adalah Ilana? Putri Keongmu?"

   Alric mengangguk. "Eung!"

"Yang ternyata adalah tukang bersih-bersih dikediamanmu?"

    "Eung!"

"Dan dia juga, yang ternyata adalah wanita yang kamu cium di gang sempit malam itu?"

   "Eung!" lagi-lagi Alric mengangguki pertanyaan Fian.

"Woah....!! Sebuah kebetulan yang disebut takdir memang sungguh luar biasa. Tak bisa di prediksi, namun begitulah adanya." ujar Fian yang tampak terkagum, dengan kisah penantian Alric, yang ternyata tidak sia-sia. "Tapi ngomong-ngomong, apa dia cantik?"

  Alric tidak langsung menjawab, melainkan tersenyum manis sembari membayangkan wajah Eira. "Tentu saja dia cantik. Bahkan bisa dibilang sangat cantik. Dan aku pastikan, kamu juga akan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Eira."

   "Benarkah? Apa dia memang secantik itu? Sepertinya aku ragu." kata Fian sebelum mulai menyantap makanannya, yang baru saja di hidangkan di hadapannya, setelah mengucapkan terimakasih, waitress yang bertugas.

   Obrolan merekapun terus berlanjut, sembari menikmati menu makan siang mereka hingga tandas.

   "Ou ya, Yan! Mau aku anter balik ke hotel, apa--" ucapan Alric terhenti, karna Fian sudah lebih dulu menyela.

     "Aku mau ikut bertemu dengan ibumu. Mumpung aku lagi disini." kata Fian setelah mendudukkan diri dan mengenakan seatbelt.

   "Baiklah kalo begitu." sahut Alric sebelum melajukan kendaraannya perlahan, meninggalkan area parkir  depan Resto menuju tempat peristirahatan sang ibunda.

   Tak selang lama, Alric segera menghubungi Cyra, untuk menanyakan kesiapannya. "Halo Ra! Udah siap?"

   "Udah koq! Kenapa?"

Insomnia Kiss (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang