Happy Birthday

11 3 0
                                    

Vincent masih melakukan mogok bicara selama beberapa hari. Ini terlalu lama. Biasanya cowok itu hanya bertahan seperti ini paling lama tiga hari dan itu masih melakukan kegiatan yang biasa mereka lakukan. Vincent masih mau makan bareng dengannya dan mengantarnya pulang. Apa separah itu kesalahan yang dibuat Lili sehingga Vincent harus memperlakukannya seperti ini. Boleh saja marah asal jangan mengabaikannya terlalu lama.

Seperti kemarin saat di kelas, Lili sengaja menyingkirkan egonya untuk menyapa Vincent duluan. Tapi justru cowok itu sengaja mengabaikannya dan berpura tidak melihat Lili. Dan hari ini Vincent juga menghabiskan waktu berdua dengan Fadel.

Cuma Nasa satu-satunya harapan buat menemaninya makan bareng ke kantin. Elsa juga masih sibuk membujuk temannya yang ngambekan. Jadi hari ini Lili akan menjemput Nasa ke kelasnya buat makan bareng ke kantin.

Sebelum sampai di kelasnya. Lili berpapasan dengan Nasa yang sedang menerima kembalian dari kopsis. Lili melmbaikan tangan ceria dihadapan Nasa yang langsung membuang muka ke arah lain dan melangkah cepat meninggalkannya.

Lili segera menyusul Nasa dan merangkul tangan cowok itu, "Lo mau makan apa hari ini?"

"Gue mau balik ke kelas." Nasa menarik tangannya dengan kasar "Lo makan sendirian aja sana."

"Tega lo biarin gue makan sendirian. Gak ketelan, Nasa!" rengek Lili namun Nasa tetap mengabaikannya.

Lili berbalik badan kembali ke kelas. Tidak seorang pun yang berada di kelas. Rasanya hampa ditinggal sendirian. Bahkan Vincent saja tega memperlakukannya kayak gini. Lili memutuskan untuk berdiam diri dan memasukkan kepalanya ke dalam ransel, sambil berpikir kesalahan apa yang telah diperbuatnya sampai semua teman-temannya marah.

Terdengar suara pintu bergeser dan langkah kaki beberapa orang masuk ke dalam kelas. Lili tetap pada posisinya dan mengabaikan kehadiran orang itu.

Fadel yang baru saja masuk kelas tertawa melihat kelakukan Lili yang depresi tanpa teman. Vincent cuma melihatnya sejenak kemudian fokus pada Fadel yang mengunyah cemilan tanpa henti. Satu per satu murid di kelas masuk. Dan mulai ada keramanian. Sedangkan Lili tanpa disadarai tertidur pulas di dalam ranselnya.

Notifikasi kembali masuk ke dalam ponsel Lili. Bahkan sampai berulang kali, rententan pemberitahuan dari instagram Vincent masuk. Saat itu Lili benar-benar mengantuk dan harus mengabaikan suara singkat itu dari ponselnya.

Samar-samar terdengar suara yang menggaung ditelinga membuat Lili terbangun dan harus mengeluarkan kepalanya dari dalam ransel. Dengan setengah kesadaran Lili melihat disekelilingnya sedang sibuk memeprhatikan penjelasan guru di depan.

Saat kesadarannya terkumpul. Lili juga ikut memperhatikan dan mengeluarkan catatannya. Di depan guru yang sedang menjelaskan materi berhenti sejenak fokus menatap Lili yang bersandar lemas.

"Udah mimpiin apa aja tadi?" seru guru.

Semuanya tertawa mendengar perkataan guru itu. Lili cuma bisa menunduk malu karena dari tadi memang sengaja dibiarkan tidur.

"Gak mimpiin apa-apa, buk." kata Lili kembali pada catatannya. Sebenarnya Lili belum benar-benar sadar. Namun ia harus tetap mencatat.

Vincent terlihat sedang memperhatikan Lili sekilas lalu kembali pada catatannya. Sedangkan Fadel bisa tertawa puas tanpa suara dari tempatnya.

Lili mengacungkan tangan, "Buk saya izin ke toilet." setelah mendapat anggukan dari guru. Lili keluar kelas menuju toilet. Disana ia mencuci muka dan memperhatikan mukanya yang sembab dan mata yang memerah. Juga ada bekas garis di wajahnya karena kelamaan tidur.

Teka Teki SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang