Kemana Vincent

13 3 0
                                    

Sejak diputarnya video itu di kelas, sudah dua hari Vincent tidak masuk kelas. Bahkan nomor dan akun sosmednya tidak aktif. Pasword akun yang dibuat Lili juga sudah diganti. Jadi Lili tidak tahu lagi kemana harus mencari tahu kabar tentang Vincent.

Dan selama Vincent tidak masuk sekolah, Lili dan Nasa pergi ke tempat terakhir saat mereka mengantar Vincent pulang. Tepat di pinggir jalan Lili memperhatikan Vincent menghilang dibalik mobil seberang sana.

Dengan minuman dingin yang mulai meleleh ditangan, pandangan Lili tertaut pada satu titik diseberang jalan, berharap Vincent muncul dan berlari menghampirinya. Namun belum ada  tanda-tanda Dia akan muncul, bahkan Nasa sudah berulang kali mondar-mandir karena kelelahan dengan suasana di bahu jalan ini. Banyak stand-stand berdiri menjual berbagai macam makanan dan minuman. Disini Lili bisa menunggu sambil kulineran, mengobrol berbagai hal dengan Nasa.

"Ini buat lo." Nasa meletakkan cemilan berikutnya kepada Lili, sampai tak sadar sudah banyak makanan yan dihabisinya.

Lili mendongak menatap Nasa, "Maksih. Gue bakalan balas kebaikan lo." Lalu membentuk cinta dengan menggunakan kedua jemarinya.

"Lo masih ingatkan kalau gue penah nembak lo. Ini juga gue lakukan buat narik perhatian lo." Nasa menyunggikan senyum sementara Lili berusaha menahan napas karena terlalu kikuk.

Tangan Vincent mendarat mengacak rambut Lili. Kemudian duduk di sisi yang sama dengannya mengikuti arah pandang Lili, "Lo yakin masih mau nungguin Vincent disini?" Seperti tidak ada harapan Vincent akan muncul.

Lili mengangguk lemah, "Sebentar lagi kita pulang." Benak berkata lain belum mau beranjak dari sini. Bahkan kali ini Lili sampai berdiri menginjak jalanan yang dilintasi kendaraan.

"Lo jangan berdiri disana." Seru Nasa.

Ketika sadar Lili kembali duduk. Lima menit lagi waktu menunjukkan jam enam sore. Lili harus pulang atau menginap saja menggunakan tenda disini?

"Kita harus pulang." ajak Nasa yang mulai lelah atau kita jalan-jalan dulu baru pulang.

Lili mengangguk semangat.

Adzan maghrib berkumandang dari berbagai arah. Lili dan Nasa singgah ke masjid. Selesai sholat mereka memutuskan untuk pulang. Mereka kembali ke bahu jalan di tempat mobil terparkir. Dari seberang jalan Vincent terlihat. Tatatpan Lili terkunci oleh rasa rindu. Vincent berdiri lama disana sementara Lili tersenyum lebar menantikan Vincent menghampirinya.

Perlahan langkahnya mendekat.Lili melambaikan tangan riang. Nasa Cuma bisa tersenyum kecut melihat malam mempertemukan kedua remaja yang sedang jatuh cinta.

Tatapan mereka tertaut, tapi ada yang aneh dari tatapan Vincent yang menunjukkan amarah, "Kenapa lo kesini? Pulang aja sana dan jangan balik lagi kesini."

"Lo tahu kalau kita disini?" sambung Nasa

Seperti sedang mengabaikan perkataan Nasa, Vincent berkata, "Lo gak usah cari gue lagi. Jangan habiskan waktu lo buat gue. Lo harus fokus belajar dan jangan nungguin gue lagi."

Pandangan Vincent beralih ke Nasa, "Tolong bawa Lili pulang."

Vincent berlari menyebrangi jalanan. Tanpa sadar Lili ikut melangkah dengan pikiran kosong, beberapa kendaraan mengklakson Lili yang hendak menyebrangi jalan yang membuatnya terlonjak kaget, Nasa menariknya kembali ke bahu jalan, "Apa-apaan sih lo. Mending kita balik aja."

Lili mengangguk mengikuti Nasa ke mobilnya. Perkataan Vincent masih mengambang dipikirannya. Apa maksud Vincent tadi?

.

.

Sebenarnya selama dua hari Vincent juga melakukan hal yang sama kepada Lili. Secara tidak sengaja Vincent melihat keberadaan Lili nongkrong berdua bareng Vincent di bahu jalan. Sempat berpikir lain tentang mereka. Vincent juga memperhatikan keduanya dari seberang jalan. Mengamati setiap gerakan yang dilakukan Lili. Anehnya cewek itu terus memperhatikan di satu titi yang sama. Matanya terpaut sampai menghabiskan banyak makanan dimejanya.

Vincent baru mengingat kejadian malam itu. Saat Nasa mengantarnya pulang. Vincent menyebrangi jalan masuk ke dalam komplek. Di sana terakhir dia menghilang. Vincent tersenyum lebar, Ternyata Lili seperhatian itu dengannya.

Bahkan sampai berjam-jam mereka belum juga Beranjak dari sana. Namun Vincent harus pulang ke rumah. Sudah terlalu lama mengamati kedua orang temannya bersama security komplek. Di depan pos mereka bermain catur dalam hening.

Menjelang maghrib Vincent keluar komplek untuk membeli makanan, terpantau Lili dan Nasa baru saja akan pulang. Sejak siang sampai saat ini baru pulang. Dan itu berlanjut sampai keesokan harinya. Merasa perbuatan Lili terlalu berlebihan, Vincent mengecek ponselnya, terdapat banyak panggilan tak terjawab dari Lili. Merasa tindakan Lili ini akan membuat waktunya terbuang sia-sia, Vincent menghampiri Lili dan Nasa yang berada dibahu jalan.

"Kenapa lo kesini? Pulang aja sana dan jangan balik lagi kesini."

"Lo tahu kalau kita disini?" sambung Nasa

"Tolong bawa Lili pulang." Vincent berbalik menyebrangi jalan. Terdengar suara klakson panjang dari belakang punggungnya, sempat Vincent menoleh sejenak ketika Nasa menarik Lili ke bahu jalan. Kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke jalanan komplek.

Dengan napas tersendat, jauh dilubuk hatinya, Vincent menyesali perkataannya tadi. Harusnya Vincent tidak begitu. Lili tidak tahu apa-apa tentang masalahnya. Kenapa Lili harus menerima lampiasan amarahnya.

Vincent ingin kembali menemui Lili namun mobil Nasa sudah bergerak meninggalkan tempatnya. Mungkin dilain waktu Vincent harus menjelaskan semuanya.

Sementara itu Vincent kembali mengaktifkan nomornya serta akun sosmednya. Di dalam kamar terdengar suara ketukan pintu yang tak asing. Tiga ketukan tegas, Vincent harus segera membukanya sebelum amukan itu terjadi.

Papa Vincent masuk ke dalam kamar tanpa suara dan melemparkan sebuah berkas di meja belajar. Vincent mencoba memahami tindakan apalagi yang akan dilakukan Papanya.

Teka Teki SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang