2. Interaksi Tokoh

866 147 4
                                    

Athella memijat pangkal hidungnya, dia sudah berkeliling Mansion tapi dia tak mendapatkan tanda-tanda keberadaan Helio dan Medeia serta kurcaci-kurcaci lain, jangan sampai dia terlambat!

Pletak!

"Aduh... tanganku.."

"Sakit!"

Athella segera berlari ke arah suara itu, tidak salah lagi.. dari dialognya, ini pasti tempat Helio, Medeia, dan para bocah iri dengki itu!

"Kalian tidak bisa dibiarkan."

"Putri!"

"Eh? Nona Athella?" celetuk Helio yang seketika membuat Athella menjadi pusat perhatian, anak itu! Ya ampun, tanpa mempedulikan tatapan memuja dari anak lelaki yang termasuk dalam kelompok perundung Helio, Athella segera berjalan ke arah Helio dan berlutut dengan satu kaki di hadapannya.

"Apa Tuan Helio tidak apa-apa? Saya mendengar ada suara teriakan dari sini tadi," Athella memegang kedua bahu Helio dan meneliti sekujur tubuhnya, matanya berhenti pada kaki kiri Helio yang memerah karena terkilir.

Mata Athella menyipit, "Kenapa bisa begini?"

"Itu karena mereka."

Athella menoleh kearah Medeia yang menunjuk pada tiga sekawan parasit, dia lalu menatap mereka satu-persatu dan dua di antaranya terlihat begitu panik.

Medeia menyeringai, menatap rendah tiga sekawan itu, Medeia sudah sadar betul dua dari tiga anak itu memiliki perasaan suka kepada Athella. Itu wajar, bagaimanapun Athella Nivallis memang terkenal di antara para bangsawan menjadi salah satu calon menantu idaman karena terkenal pintar dan bertutur kata lembut, ia baik dalam etika dan akademis, serta citranya yang baik karena banyak orang sering mendapati ia menolong orang yang kesusahan.

'Dasar anak-anak sialan, apa mereka tidak punya otak?' ya, bertutur kata lembut..

"Apa yang kalian lakukan pada pemilik rumah yang kalian tempati sekarang ini?" Athella secara tidak segan-segan menyindir, ia menatap ketiga anak itu secara bergantian dengan datar, berbeda dengan dua anak yang menjadi pucat pasi, putra dari Count Bonesse—si anak bertubuh berisi yang menjadi biang dari semua ini menggeram marah.

"Diam saja, kau! Dasar Putri Viscount!"

Helio menampakkan ekspresi tidak terima, Medeia sendiri terkejut, anak ini kenapa tolol sekali, sih? Diberi asupan apa oleh keluarganya?

Berbeda dengan keduanya, Athella tetap tenang (bohong, aslinya dia sudah mengkhayal membanting anak itu berkali-kali) ia menghela napas, lalu beranjak dari posisinya.

"Kita membawa-bawa pangkatan sekarang? Ketika kamu, seorang putra Count, mencoba-coba bermasalah dengan keluarga Duke dan Marquess sekaligus?" balas Athella, putra Count Bonesse menggeram marah, "putra Count Bonesse yang tidak kuketahui namanya, kamu bertingkah buruk tepat di depan dua keluarga berkuasa saat ini, tidak untuk mengatakan bahwa salah satunya adalah pewaris resmi, serta yang satunya adalah gadis terpintar di Kekaisaran yang dekat dengan keluarga Istana."

"Kira-kira akan seperti apa reaksi orangtua kalian yang malang ketika mengetahui perbuatan bodoh kalian ini?" Athella menakut-nakuti dengan ekspresi mengernyit sedih, membuat ekspresi sedih yang tidak alami sembari memasang pose berpikir.

Yang menghantam ketiga anak itu, apalagi putra Count Bonesse adalah rasa malu yang telak.

"Benar, kira-kira akan seperti apa?" layaknya menambah bensin di kobaran api, Medeia ikut memilih membakar daging-daging yang sedang dipanggang, "menyalin buku tata krama?"

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang