6. Mengenal Sebelum Diperkenalkan

653 113 0
                                    

Sudah tiga hari sejak saat itu, dan Athella tak berniat memperbaiki apapun samasekali.

Dia tidak keluar dari kamar, malam itu, dia tertidur di kamar Arabella dan malam selanjutnya akhirnya ia pindah ke kamarnya sendiri dan tidak ingin keluar sama sekali, nyaris saja dia tidak makan selama tiga harian itu jika bukan Asher atau Arabella yang datang membawakannya makanan.

Selama tiga hari itu juga, dia dan Helio sudah saling bertukar surat, isinya tentang Helio yang membombardir Athella untuk segera datang mengunjungi bocah itu lagi dan Athella yang menyuruhnya untuk sabar (Helio akan semakin mengeluh di surat berikutnya sebagai balasan).

"Menulis surat untuk Helio lagi? Atau sedang membaca surat baru dari Helio?" Arabella datang sambil membawa sepiring makanan untuk makan siang lalu menaruhnya di samping Athella.

Athella yang melihat itu terkekeh, ia menoleh, "Terima kasih, loh," kemudian, ia mencomot satu potongan roti di piringnya, "menunggu surat dari Helio. Sembari membaca surat sebelumnya."

Arabella memutar matanya malas, "Ah, kau masih kecil sudah punya kekasih saja."

"Apa-apaan?" Athella terkekeh, "kami bukan kekasih, aneh-aneh saja perkataanmu itu."

"Ya, ya," Arabella akhirnya memilih untuk duduk di sebelah adiknya, ikut mencomot potongan roti di piring, "tapi, serius, apa kamu berniat menjadi Marchioness masa depan?"

"Hey, rotiku!"

"Aku yang bawakan, aku juga berhak!"

Athella berdecak malas, pertanyaan ini lagi, "Seriusan, deh? Aku masih 11 tahun."

"Tingkahmu tidak seperti bocah 11 tahun," Arabella membalas, ia menyandarkan dirimya di kursi, "aku berusia 15 tahun sekarang, dan sejak itu berbicara denganmu rasanya berbicara dengan yang seusia saja. Aku bahkan tak bisa memukulmu karena tingkah kekanakanmu seperti biasa."

"Baguslah," Athella mengedikkan bahu, "pukulanmu itu sakit. Sekujur tubuhku kadang merah-merah."

"Tapi pukulanku tak sekeras tamparan Ibu," Arabella berusaha membela dirinya sendiri.

"Pukulan tetap saja pukulan!"

○○○

Akhirnya, setelah lebih dari seminggu, bekas tamparan keras dari Ibunya sudah mulai memudar, walau masih harus ditutupi dengan bubuk bedak. Karena Helio yang terus-terusan membombardir dirinya dengan lima lembar surat yang datang dua kali sehari di setiap kiriman, akhirnya Ibunya ikut turun tangan, akibat ternyata Helio juga menanyakan hal yang sama terus-menerus pada orang tuanya.

Keheningan mengisi kereta kuda yang sedang berjalan, Ibunya memilih untuk bertingkah seolah tak ada apa-apa dan berbicara padanya seperti biasa, Athella juga tidak berniat membahas masalah itu atau memperdalam dengan merajuk lama-lama. Karena memang saling membutuhkan bantuan masing-masing, akhirnya mereka berinteraksi lagi seperti sebelumnya.

Singkatnya, tak ada dari keduanya yang ingin meminta maaf. Dan tak ada dari keduanya yang ingin melanjutkan pertengkaran.

Athella dan Ibunya selalu begitu, bahkan di kehidupan sebelumnya juga; jika ada masalah, mereka hanya akan saling mendiami beberapa saat kemudian bertingkah seolah tak pernah terjadi apa-apa. Ibunya selalu begitu, dan Athella hanya mengikuti polanya saja.

"Ingat, jangan menyusahkan atau berbuat hal.memalukan saat sudah di Manor keluarga Tropium nantinya," Ibunya lagi-lagi memperingati, "Ibu menitipkanmu di sana karena Ibu juga ada urusan pekerjaan, mungkin akan selesai jam makan malam, entah Ibu atau pelayan yang akan memjemputmu nanti."

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang