15. Kecemasan

439 83 9
                                    

Sudah 1 tahun semenjak itu.

Hubungannya dan Ibunya tak kunjung membaik, Asher sudah diangkat menjadi Viscount Nivallis yang baru, itu sempat menciptakan pro-kontra di publik karena pada dasarnya Asher tidaklah memiliki hubungan darah sama sekali dengan Viscount sebelumnya, namun semua itu dipatahkan oleh surat wasiat yang ternyata sempat Viscount tinggalkan.

Sudah banyak hal yang terjadi selama 1 tahun belakangan, Athella juga memutuskan untuk tinggal di Viscounty karena guru pedangnya ada di sini, ia memilih untuk mendalami pedang setelah menyadari bahwa ia lumayan menyukainya, ibu—ah, Hestia memilih pergi dan tinggal di Kerajaan Othilley, Athella mempelajari bahwa itu adalah tempat di mana Jack berasal.

Hanya saja, hari ini Athella pergi ke Ibukota dalam rangka akhir tahun—sebenarnya banyak hal, baik Helio maupun Sana sudah mengeluh tentang betapa Athella adalah sosok membosankan yang tidak ingin bermain dengan mereka lagi (Sana bahkan mengatakan sifatnya sudah mirip nenek-nenek), Medeia juga mengundangnya ke pesta ulang tahunnya yang akan dilaksanakan pada bulan Januari, sekaligus merayakan ulang tahunnya di sana, juga...

...ia diundang ke acara ulang tahun Putra Mahkota.

"Haaah..." Athella menghela napas dan mengusap wajahnya sendiri, Arabella yang berada di sampingnya menatap sang gadis aneh.

"Kau ini kenapa?" Arabella bertanya heran.

Athella berdecak, "Aku sedang lelah."

"Auntie lelah?" Elias datang padanya dengan kepala yang memiring—oh iya, kali ini Athella pergi ke Ibukota bersama Arabella dan Anastasia beserta keluarganya. Lebih mengagetkan lagi, Anastasia sekarang baru melahirkan anak (sekali lagi), kali ini perempuan, Elena namanya.

"Kenapa lelah?"

"Iya, tuh," Anastasia ikut menimpali, "kenapa lelah? Padahal bukan dia yang menunggangi kuda."

Sadar kakaknya ini sedang meledek, Athella hanya memutar bola matanya lalu tertawa, "Iya deh, maaf ya karena merasa lelah akibat terus-terusan berlatih pedang."

"Siapa suruh kau malah memilih mendalami itu, bukannya melanjurkan kursus piano," Adonis—suami Anastasia mengimbuh sembari tertawa, "aneh-aneh saja kau ini."

"Itu karena aku sudah terlalu mahir dalam piano, Kak," Athella dengan bercanda mengibas rambutnya, "jari-jariku selalu bekerja dengan baik."

"Iya deh, terserah."

Walaupun tak diberkahi figur orang tua yang baik, Athella benar-benar bersyukur bahwa ia masih diberikan kakak-kakaknya yang berusaha merawat satu sama lain dengan baik

○○○

"Kakak!" wajah Helio seketika seolah bersinar ketika melihat Athella turun dari kereta, mata Athella segera tertuju padanya, dan gadis itu tersenyum senang lalu melambai kecil, Helio berlari menghampirinya, "Kakak sudah sampai?"

"Tentu saja, aku tidak akan berada di sini jika belum," tangan Athella terulur untuk mencubit pelan hidung Helio sembari terkekeh, sementara Helio hanya mencebik sebentar, tak lama ia ikut tersenyum, tangannya terulur untuk memeluk Athella, yang segera dibalas oleh Athella juga.

Vita dan Diez menatap pemandangan itu dengan lembut, mereka menoleh ke arah satu sama lain dan senyum mereka berubah makin lebar, sudah nyaris 4 tahub sejak merreka mengenal Athella, dan semakin hari perempuan itu semakin baik saja; dia memang cocok dijadikan menantu masa depan.

Hanya saja siapapun yang sekali melihat dapat mengetahui bahwa Athella sendiri menganggap keluarga Tropium sebagai keluarga—terlebih Helio, dibandingkan lelaki, Athella lebih memandangnya seperti adik kecil, sementara Helio sendiri.. entahlah, anak itu memang selalu merona, anak mereka sepertinya mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang