31. Pembicaraan

386 84 10
                                    

"Marquess, anda menerima kunjungan," Leander berujar gugup.

"Hm, dari siapa?" Helio bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di genggaman, Leander merasaseperti bulir-bulir keringat imajinernya jatuh membasahi seluruh wajahnya, ia mengulum bibir sebentar, lalu menjawab.

"Nona Athella Nivallis."

'Ah...' Helio segera meletakkan berkasnya di meja.

"Katakan padanya untuk menunggu di ruang tunggu, aku akan segera datang."

"Sesuai perintah, Marquess."

[][][]

"Marquess, sebuah kehormatan bertemu dengan anda, maaf karena tidak mengirimkan surat pemberitahuan terlebih dahulu," Athella membungkuk formal pada Helio, dan hanya dibalas oleh pria itu dengan anggukan singkat, segera, Helio mendudukkan diri setelah mempersilakan Athella untuk duduk kembali.

Leander menatap dua orang itu dengan pandangan gugup, sebagai orang yang bekerja paling dekat dengan Helio selama ini, ia jelas yang paling tahu bahwa terjadi perubahan drastis pada hubungan keduanya; mereka kini benar-benar asing, seperti tak pernah sedekat itu semasa mereka kecil.

"Lama tak berjumpa, Nona Nivallis," Helio berujar untuk formalitas semata, Athella hanya tersenyum padanya, "ada apa sampai berkunjung kemari?"

'Dia bertanya, padahal sudah tahu...' Athella membatin, matanya menelisik penampilan Helio, walau sudah melihatnya di pernikahan Dekis dan Arabella saat itu, ia tetap tidak bisa untuk tidak terkejut dengan penampilan Helio yang kini benar-benar dewasa, bukan lagi wajah seorang anak atau remaja, tapi benar-benar wajah seorang pria yang memimpin wilayah Tropium dengan benar-benar baik.

"Pertama-tama," Athella tersenyum hingga matanya tertutup, "saya rasa ini akan menjadi pembicaraan yang betul-betul pribadi."

Helio mengangguk mengerti, ia menatap ke arah Leander, dan juga para pelayan lain, "Keluarlah, jangan ada yang masuk sampai aku memerintahkan."

Leander membungkuk patuh, ia segera mengajak pelayan lain untuk keluar dan meninggalkan Helio serta Athella tinggal berdua di ruangan.

Setelah yang lain keluar, Helio kini menatap ke arah Athella dengan alis yang naik sebelah.

"Saya yakin anda jelas tahu alasan saya kemari," Athella merogoh saku gaunnya, lalu mengeluarkan sepucuk surat dengan cap Marquess yang tak lagi menyegel amplop dengan baik; tanda bahwa suratnya telah dibuka, "surat ini."

Itu surat lamaran yang Helio kirim 3 hari lalu.

"Marquess, boleh saya tahu mengapa anda mengirimkan surat lamaran untuk saya?"

"Oh, Nona tak tahu mengapa?" Helio mendengus pelan; terkesan cengengesan, "saya kira Nona tahu masa depan."

Itu sindiran yang cukup tajam.

"Anda tahu saya ikut campur, menyebabkan beberapa kejadian yang saya tak bisa prediksi terjadi," Athella membalas tenang, Helio tak menanggapi dengan ucapan apapun, "sekarang, bisa beri tahu alasannya?"

"Saya butuh pasangan," Helio membalas, "saya dengar anda juga sama."

"Jadi maksud anda semua ini didasari oleh omelan menyebalkan para bangsawan tentang kehidupan pribadi anda?" Athella memiringkan kepalanya, ia tersenyum tipis, "saya cukup menyesal untuk ucapan-ucapan tak berdasar yang ditujukan untuk anda, tapi saya tak merasa cukup terganggu dengan perkataan mereka atas saya."

'Tapi aku yang terganggu...' Helio membalas dalam hati, ia sekiranya sudah tahu omongan tidak enak macam apa yang orang-orang tujukan pada Athella hanya karena tak kunjung menikah di umur yang dianggap sudah "tua".

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang