57. Melihat Ke Masa Lalu

118 16 6
                                    

"Nyonya, Anda sudah pulang?"

"Seperti yang kamu lihat, Ernie," wanita itu menyerahkan jubahnya untuk Ernie cuci, "siapkan air hangat untukku, oh, dan juga, aku tidur di kamarku malam ini."

"Baik- ya?"

Ernie menatap si Nyonya dengan heran, sementara Athella hanya menoleh padanya dengan tatapan tanpa emosi apa-apa. Keputusan sang wanita sudah bulat.

"Katakan tidak ada yang boleh memasuki kamarku di malam hari dulu, sampai pagi pun, mereka baru diperbolehkan masuk ketika aku membunyikan lonceng," Athella melanjutkan ucapannya, "besok, ada yang ingin kubicarakan denganmu."

"Dan juga," Athella melirik kembali sebelum memasuki ruangannya, "sampaikan hal ini pada suamiku."

Ernie meneguk salivanya.

"Baik, Nyonya."

[][][]

"Apa?"

"Nyonya mengatakan akan tidur di kamarnya sendiri malam ini, Tuan," Ernie diam-diam meremas jari-jemarinya sendiri dengan gugup, entah bagaimana nyonya miliknya memandang Marquess, tapi, yang jelas, Ernie dan pelayan-pelayan lain setuju bahwa Helio Tropium itu orang yang menakutkan!

"Dia bilang, tak ada yang diizinkan untuk masuk ke kamarnya sampai ia terbangun sendiri dan membunyikan bel esok pagi."

Helio nyaris mengernyit, tetapi, pria itu segera menjaga ekspresinya sebelum dapat dilihat oleh pelayan.

"Apa dia mengatakan alasannya?" Helio bertanya.

"Dia tak mengatakan apapun lagi selain itu, Tuan."

Helio hanya terdiam ketika mendengar, lalu mengangguk paham. Wajahnya lumayan menggelap, Ernie rasanya ingin berlutut hingga ia bisa melubangi tanah dan memasuki inti bumi, walau ia tahu sang pria yang disebut-sebut Kesatria Terkuat Kekaisaran itu sama sekali tak akan menyalahkannya.

Helio Tropium adalah orang yang mengintimidasi, tapi dia bukan tirani.

"Baiklah, kau boleh pergi."

Mendengar itu, Ernie membungkuk dan berjalan menjauh, meninggalkan Helio sendirian merenung.

'Sebenarnya, ada apa tiba-tiba?'

[][][]

Athella merasa perlu menghabiskan waktu sendiri terlebih dahulu untuk berpikir.

Setelah hal yang terjadi siang tadi, pikiran wanita itu sebenarnya berkecamuk. Dia jadi terpikir, apa saja yang bisa dilakukan sosok ini ketika menguasai tubuhnya? Kepalanya benar-benar sakit ketika memikirkan itu semua lagi, ia bahkan nyaris saja pingsan ketika menaiki kereta saat jalan pulang, mulai dari partai reformis, pertunangan Medeia, semua masalah seolah berdatangan padanya secara bersamaan.

'Jika sosok di dalamku ini memang bisa berbuat ketika aku mendapat petunjuk, bukankah berarti ini adalah campur tangan Dewa?' Athella mengetuk-ngetuk permukaan cincin pernikahannya dengan jari telunjuk, ia memejam mata, 'Dia bahkan tak pernah bicara padaku, dasar sialan.'

Athella menahan napas sebentar, sebelum ia mengembuskannya. Ia berusaha mengingat lagi, apakah ada siklus tertentu terhadap mimpi petunjuknya ini?

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang