28. Langkah-Langkah Pembalasan (2)

304 75 4
                                    

"Sudah cukup,..." pria itu menghela napas frustasi, ia mengusap wajahnya, "kita sudah tidak punya uang untuk membayar pelayan lagi."

"Apa boleh buat, berarti harus dilepas," sang istri yang sedang mengimang bayi itu membalas pasrah, ia mengusap bahu anak perempuannya yang berusaha makan dengan tenang di sebelahnya, "nanti pasti tidak akan ada tekanan untuk membayar upeti lagi."

"Jadi kita harus Bagaimana?"

"Kalau tidak bisa membayar kewajiban kita yang menunggak, tanah kita pasti akan disita."

Mendengar itu, sang Baron idak bisa tak merasa marah, dendam dan rasa putus asa menggerogoti hatinya hingga tangannya bergerak meninju permukaan meja makan yang kini mereka tempati dengan keras-keras.

BRAK!

"Dolce Tropium sialan!" lelaki itu berteriak frustasi, teriakannya yanglantang membuat dua anaknya tersentak, si bayi mulai mengeluarkan tangisannya sedangkan si putri menutup wajahnya dan terisak, wajah pria itu kemudian dipenuhi rasa bersalah.

"...Maaf, Nak."

"Tu- Tuan Baron!" salah satu dari sedikitnya pelayan mereka datang dengan ekspresi aneh, ia masih berusaha terlihat sesopan mungkin, dengan napas ngos-ngosan, ia melanjutkan, 'tolong keluar dulu...,"

"...ada tamu aneh yang datang...."

●●●

"Sebentar lagi musim panen, 'kan?" pria bertopeng itu mulai berucap setelah lumayan lama ditelisik penampilannya, "aku mau beli semua gandum yang ada di sini."

Mata Baron itu membola, "...apa?"

"A... anda jangan bercanda, kualitas buruk begini...-"

'Akan kubayar dua kali lipat dari harga pasar," sosok bertopeng itu memotong ucapannya, "tidak ada alasan untuk menolak."

Ia memberikan kantong berisi koin emas yang melimpah, Baron itu seperti tak bisa mengatakan apapun melihatnya.

"Kau akan memberikannya, 'kan?"

○○○

"Hah? Dia langsung memberikan emas di tempat?"

Rumor mengenai pria bertopeng itu mulai menyebar di Kekaisaran, terlebih lagi ranah kekuasaan Kepala Keluarga Tropium yang baru, pembahasan soal itu menjadi hal paling menarik untuk dibahas para bangsawan dan rakyat biasa akhir-akhir ini, terlebih dalam kondisi keuangan wilayah yang bangkrut, tentu saja berita seperti itu adalah hal yang paling mengagetkan dan diantisipasi.

"Kenapa tiba-tiba begitu?" salah satu dari mereka angkat bicara; skeptis, "mungkinkah banjir akan datang?"

"Entahlah..." teman bicaranya mengedikkan bahu, "pokoknya muncul seorang pria bertopeng yang bertransaksi dengan tuan tanah, dan itu bukan sekal idua kali saja!" 

Gadis yang masih skeptis itu mengernyitkan keningnya, "Orang-orang yang bertransaksi dengan orang itu tidak takut, ya. Bagaimana kalau nanti dijual ke tempat lain?"

"Aduh, kau ini!" teman bicaranya memutar bola mata jengah, "dia saja beli degan harga 2 kali lipat! Menurutmu, apa untungnya dia menjual gandum berkualitas buruk ke pasaran yang dia beli dengan harga mahal? Bukannya rugi?"

"Tapi tetap saja..." gadis itu membalas, "itu terlalu mencurigakan, ini sama saja dengan memberikan segepok uang dengan cuma-cuma!"

○○○

"2 kali lipat?" 

Kabar itu kini mencapai telinga Dolce Tropium, dengan rokok di antara jari-jemari dan wanita berpakaian minim menggerayangi tubuhnya, pria yang menjadi penyebab utama dari kebangkrutan wilayah Marquess itu memiringkan kepala dengan seringai penuh keserakahan terpatri di wajahnya.

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang