Kekaisaran menjadi kacau dalam sekejap akibat tersebarnya kabar bahawa putra satu-satunya keluarga Marquess Tropium menghilang. Dikabarkan, sang putra tunggal mengalami sebuah kecelakaan pada malam hari.
Sungguh tragedi yang tak terbayangkan.
"Bisa jadi itu adalah kutukan untuk keluarga Marquess."
Dolce Tropium; yang kini menjadi kepala keluarga sementara mengungkapkan bahwa telah terjadi serangan mendadak pada tengah malam yang menyebabkan Helio menghilang. Belum diketahui hingga sekarang apakah anak itu masih hidup atau sudah mati.
'Setelah memotong kedua kaki pelayan yang disebut bertanggung jawab, dia menyediakan hadiah besar untuk saksi yang sekiranya melihat,' Medeia menyesap tehnya, 'di luar dia terlihat betulan baik pada anggota keluarganya, padahal dia pasti sedang menulusuri jejak...'
'Dolce Tropium...orang itu kalau dibiarkan lama-lama malah aku yang kesal sendiri,' Medeia lagi-lagi membatin, di saat seperti ini ia jadi mengerti kenapa putri bungsu keluarga Nivallis menampilkan sorot kebencian ketika membahas paman Helio itu, rupanya memang memancing emosi.
"Anu..." Helio mengenggam tangannya sendiri, memecahkan lamunan Medeia, "terima kasih sudah menghubungi Sana..."
"Hmm," Medeia hanya menyahut dengan deheman, ia kemudian meletakkan cangkir tehnya ke piringan alas, "bilang saja kapanpun kau butuh bantuan."
"Kalau begitu, saya tak akan menolak," Helio tersenyum canggung.
Athella sendiri masih dirawat di kamarnya, di awal-awal, ia memang terlihat baik-baik saja di hari pertama setelah tertusuk, namun kemarin ia malah mengalami pendarahan yang cukup banyak, ia benar-benar disuruh untuk istirahat total setelah itu.
"Bagaimana keadaan Nona Athella sekarang?" Medeia bertanya iseng, Helio yang ditanyai memperlihatkan perubahan emosi signifikan.
"Ah, dia lumayan membaik, hanya saja saya masih lumayan khawatir..."
"Dia akan segera membaik dan beraktivitas seperti biasanya," sang gadis menyahut, ia mengarahkan garpunya untuk menusuk pai labu yang dihidangkan.
"...Maaf, Tropium," Medeia mengangkat kepalanya, menatap Helio lurus, "tinggal di rumah ini tidak akan selalu terasa nyaman untukmu."
"Ah..." Helio bergumam pelan, Medeia beranjak dari duduknya.
"Dolce bisa saja menyatakan kau sudah mati, lalu merebut posisi Marquess," Helio mendengarkan lamat-lamat, "tapi itu belum terjadi karena kondisi internal belum cukup aman, dan dia masih memantau reaksi para pengikut Marquess."
Medeia berbalik menatapnya, "Kau harus memanfaatkan situasi ini untuk tumbuh."
+*+
"Bantu aku," Athella memiringkan kepalanya, ia menatap Medeia yang kini mendudukkan diri di sudut ranjangnya, di pagi hari tiba-tiba gadis bersurai ungu itu mengunjungi kamarnya ketika ia sedang mengganti perban.
"Bujuk Tropium jika ia tak ingin mendengarkanku."
"Tunggu, tunggu, memangnya masalah apa, sih?" Athella berusaha bangkit dari sandarnya, namun darah dari luka yang ia miliki lagi-lagi merembes, membuat gadis itu menyerah.
"..? Kupikir kau tahu..."
"Bagaimana aku bisa tahu kalau kau belum memberi tahu?" ia terlihat heran, Medeia ini memandangnya sebagai orang yang tahu segalanya atau apa?
"Aku kira kau tahu masa depan," Medeia mengedikkan bahunya, mendengar itu, Athella menegang.
"Ha? Omong kosong macam apa..." ia tertawa pelan untuk menyembunyikan rasa gugupnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERMIND | Helio Tropium
Fanfiction『What if I told you none of it, was accidental?』 - Athella, tanpa diduga memasuki dunia komik favoritnya sebagai gadis bangsawan yang bahkan tak pernah disebut dalam cerita asli! Di sini, Athella berusaha untuk menyelamatkan tokoh favoritnya: Helio...