9. Melepas Kepergian

613 117 6
                                    

2 Bulan Setelah Pesta Teh

Helio's POV:

Akhir-akhir ini, kak Athella bertingkah aneh.

Maksudku—kak Athella memang aneh, dia selalu bertingkah seolah tahu semuanya dan selalu memberikan jawaban mengejutkan untuk setiap pertanyaan yang aku layangkan, tapi aku sudah beradaptasi dengan keanehan itu.

Tapi, keanehan ini adalah hal yang aku tak bisa abaikan.

Dia akan terlihat melamun, kadang ekspresinya benar-benar muram ketika dia menduga tak ada yang sedang melihat (aku mengintip dari balik rak perpustakaan beberapa kali ketika aku beralasan ingin mencari buku), senyumnya tak selebar biasanya, dan dia kadang akan menolak makanan yang sudah kuketahui sebagai makanan yang paling dia sukai.

Dia semakin kaku sejak dua minggu lalu, aku ingat betul, padahal sudah biasa, tapi hari itu saat ayahku ingin memeluknya seperti biasa sebagai ucapan selamat datang, aku sadar bahwa tubuhnya terlihat membeku, seolah ketakutan.

Aku jelas tak bisa memandang itu sebagai hal yang biasa, aku tahu bagaimana kak Athella selalu bertingkah, ia biasanya bertindak dengan natural di dekat siapapun—mungkin kecuali Viscountess (aku beberapa kali melihat ia menjadi kaku saat dekat dengan ibunya, hanya saja aku tidak ingin membahas itu), tapi kali ini saat aku mengobservasi tingkahnya dengan lamat-lamat, aku menyadari satu hal,

Kak Athella terlihat takut berinteraksi dengan laki-laki dewasa.

Aku tak mengerti mengapa, tapi pastinya begitu, di dekat ayah, kepala pelayan, atau pelayan-pelayan pria yang lain dia entah kenapa terlihat membatu, aku sering sekali melihat kak Athella meremat gaunnya diam-diam. Dia mulai sering menolak makan, atau memeluk dirinya sendiri diam-diam. Dia biasa saja dengan ibu, aku, dan pelayan wanita, itu jelas janggal.

Ketika aku bertanya ada apa, dia pasti akan terus-terusan menjawab sambil tersenyum dan meledekku sedikit (membuatku malu dan kesal saja), setelah itu dia mengatakan bahwa "tak ada yang terjadi".

Padahal aku bertanya "ada apa", bukan "apa yang terjadi"..

"Memandangiku lagi, Halley?" lamunanku terbuyar, aku berkedip-kedip dan mengeluarkan gumaman kecil akibat kaget, aku baru sadar bahwa kak Athella jelas akan tahu kalau aku menatapnya sedari tadi.

"Tidak, tuh," aku menghindari tudingannya yang jelas benar, lalu segera membuang muka, pokoknya ke mana saja, asal kak Athella tak melihat jelas wajahku yang memerah.

Sadar bahwa aku akan terlihat bodoh kalau malah diam saja, aku berusaha mencari topik, mataku bergulir ke arah buku yang kak Athella pegang, lalu menunjuknya, "Kakak terus-terusan membaca buku itu, padahal sudah menamatkannya berminggu-minggu lalu."

Sepertinya kak Athella menyadari usahaku yang berusaha mengalihkan topik, ia terkekeh pelan, dan menoleh ke bukunya lagi.

"Hm, aku suka ceritanya," kak Athella membalas dengan santai, aku hanya mendengus.

"Padahal sudah tahu ceritanya, aku yakin Kakak sampai menghapal episode-episode buku itu, kenapa masih baca saja? Kan banyak buku lain," aku bergumam, "memangnya tidak bosan?"

"Tidak, tuh?" kak Athella lagi-lagi mengeluarkan kekehan khasnya, ugh, bisa tidak sih, dia tidak melakukan itu? Jantungku rasanya mau meledak saja melihatnya, "aku tidak bosan sama sekali, ketika sudah menyukai sesuatu, aku tidak akan bosan walau sudah diulang-ulang."

"Kakak aneh."

"Omonganmu ini dari dulu selalu jahat ya.."

Kak Athella hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, ia tersenyum padaku, lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk kepalaku pelan, "Baik-baik lah sedikit pada kakakmu ini, aku sudah mau pergi, loh.."

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang