16. Pertanyaan Aneh

444 89 6
                                    

"Selamat ulang tahun, Kakak!" Helio berseru dengan ceria, dibalas senyuman lebar oleh Athella sebagai bintang utama pesta kali ini, "semoga Kakak selalu berbahagia."

"Baik sekali kamu ini," Athella membungkuk sedikit untuk menyejajarkan tubuhnya dengan Helio, tangan gadis itu secara main-main mencubit hidung kecil sosok yang sudah ia anggap layaknya adik sendiri itu, "aku harap doanya juga kembali padamu, semoga kamu berbahagia selamanya ya, Halley!"

Jika saja ini bukan hari spesial, mungkin Helio akan merengut lagi-lagi karena perlakuan Athella itu, tapi hari ini dia hanya membalasnya dengan tawa senang, "Terima kasih kembali, Kakak."

Doa yang tadi Athella panjatkan itu serius, mungkin ini efek mengetahui lebih banyak hal dibandingkan yang lain, ia berharap doanya tadi benar-benar dikabulkan oleh siapapun yang berkuasa atas dunia ini.

"Nona Athella," baik Athella dan Helio segera menoleh, mendapati Medeia yang datang ke arah mereka dengan senyum elegan-seperti yang selalu ia tampilkan, "selamat ulang tahun untuk anda, saya betul-betul senang bisa menghadiri pesta ulang tahun anda lagi."

'Apa dia sungguh-sungguh..?' batin Helio memecah hening dalam pikirannya, lelaki itu menatap gadis bangsawan di hadapannya dalam diam, sejak dulu.. Helio sama sekali tidak bisa menebak bagaimana sebenarnya orang ini, semua yang dilakukannya selalu terlihat benar-benar terorganisir dan diperhitungkan.

Athella tersenyum pada gadis yang lahir di bulan yang sama dengannya itu, ia mengangguk, "Saya juga benar-benar senang anda datang kemari, begitulah perasaan saya saat saya bisa menghadiri pesta ulang tahun anda tanggal 1 kemarin."

Medeia hanya tersenyum menanggapi sambil menaruh hadiahnya di tempat yang sudah disediakan, mungkin tak sampai sedekat Athella dan Helio. Tapi Athella dan Medeia bisa dibilang teman, Medeia sendiri mengakui itu, dibanding yang lain, Athella lebih bisa mengerti pola pikir Medeia, mungkin karena dia memang lebih tua setahun darinya, tapi Athella benar-benar sosok yang dewasa.

"Kalau begitu, selamat menikmati pestanya, Nona. Saya berniat ke arah sana terlebih dahulu, mari berbincang lagi lain kali."

Athella hanya mengangguk mempersilakan. Sebelum berjalan menjauh, Medeia melirik Helio sekilas dan tersenyum, dibalas dengan sopan oleh lelaki itu kendati kebingungan yang menghantui dirinya.

Setelah Medeia menjauh dari mereka, Athella menoleh ke arah Helio, "Kau ini kenapa?"

Lamunan Helio terbuyar, ia menoleh ke arah Athella sembari berkedip-kedip kebingungan, "Hah?"

Athella hanya terkekeh, menyentil pelan jidat Helio, "Kamu bertingkah aneh saat berhadapan dengan Nona Medeia, suka, ya?"

"Hah? Mana mungkin!" Helio membantah dengan menggebu-gebu, tetntu saja, mana mungkin ia menyukai Nona Medeia ketika orang yang ia sukai sudah ada di sampingnya dan sedang meledeknya saat ini? Memikirkan itu, wajah Helio merona, itu malah membuat tuduhan Athella jadi terlihat benar.

Athella terkekeh, tentu ia tahu bahwa Helio tak ada rasa sama sekali pada Medeia, beda dari aslinya. Dan dia juga tahu siapa yang Helio sukai sekarang (walau Athella merasa itu hanya cinta monyet), hanya saja perkataan Helio barusan lumayan menggelitik mengingat bagaimana cintanya Helio pada Medeia di cerita asli.

"Mungkin, tuh?" gadis itu membalas sembari menyengir, "nona Medeia 'kan cantik."

"Kecantikan itu tidak selalu jadi penentu suka atau tidak!" Helio membalas, "jadi tidak mungkin!"

"Mungkin saja."

"Tidak!"

"Mungkin~."

"Tidak!"

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang