34. ??? ???

422 86 15
                                    

"Pengumuman hasil kompetisi Putri Mahkota akan terjadi minggu depan?" Athella memandang Medeia kaget, sementara si surai ungu itu hanya menyicip jamuannya dengan tenang.

"Seperti yang Kakak dengar," Medeia membalas.

'Aku terlalu fokus dengan hal lain sampai lupa ini...' Athella diam-diam meremas tangannya di bawah selimut, '...apa ini juga akan berjalan sesuai dengan cerita aslinya?'

"Lalu bagaimana dengan Psyche?" 

Gerakan Medeia terhenti, ia melirik tehnya, kemudian meletakkan cangkirnya kembali di atas meja, "Aku belum menghubungi beberapa hari belakangan."

Athella bersandar lemas pada dipan, ia ingin sekali menghela napas. Jantungnya mulai berdetak kencang dengan cemas.

"Dibanding itu," Medeia membuka pembicaraan lain, "bagaimana perasaan Kakak? Aku dengar dari Halley kemarin, Kakak nyaris pingsan, ya?" 

"Ah, sudah lebih mendingan," Athella menjawab, berusaha meredam kecemasannya sendiri, "terima kasih perhatiannya, Meddie."

Medeia mengedikkan bahunya, 

"Aku tak berpikir Kakak harus berterima kasih atas hal sepele macam itu."

Athella hanya terkekeh saja,"Bagaimanapun juga kan Meddie sudah peduli padaku, tentu saja aku harus berterima kasi-"

Omongannya terpotong dengan suara pintu yang tiba-tiba terbuka dua wanita itu menoleh, mendapati Helio yang rupanya berkunjung tanpa memberi surat pemberitauan terlebih dahulu.

"Eh?'

"He?"

Athella mengerjap saja, "Marquess...?"

Medeia menoleh pada Athella; masih tidak terbiasa dengan cara wanita itu memanggil Helio sekarang, padahal dulu dia memanggil Halley karena melihat Athella yang memanggil Helio begitu, sekarang mereka malah benar-benar formal.

Bagaimanapun, Medeia juga tak punya hak untuk ikut campur.

"Ah, maaf saya datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu," Helio juga nampaknya tak menyangka akan ada Medeia di sini, lelaki itu masuk dengan buket bunga di tangannya, "saya hanya ingin memastikan keadaan Nona Athella karena sudah seminggu.."

Athella menoleh pada Medeia yang ternyata sudah melihatinya juga entah sejak kapan, Athella hanya mengangguk saja; mengerti dengan apa yang wanita bersurai ungu itu ingin sampaikan.

"Kalau begitu aku pulang dulu," Medeia berdiri dari duduknya, membuat mata Helio membola sekilas, "ada beberapa hal yang harus kusiapkan untuk pengumuman pemenang sayembara minggu depan."

"Kalau begitu, hati-hati, Putri," pria itu membungkuk, sementara Athella yang masih terduduk di tilam hanya melambai.

"Hati-hati di jalan, Meddie."

Medeia hanya melambai dan berjalan keluar kamar, baik Helio dan Athella menatap kepergian wanita itu dalam diam hingga pintunya tertutup.

Setelah itu, Athella menoleh pada sang pria, "Ada apa?"

Athella tahu pria itu tak datang kemari hanya untuk sekedar memastikan keadaannya saja, pasti ada alasan lain.

"Apa kau ingin bertanya soal hasil sayembara?"

Helio melirik wanita itu, "Jadi ini juga bagian dari masa depan yang anda tau?"

"Sepertinya begitu," Athella menjawab, walau sebenarnya agak tak yakin, di cerita asli sendiri seingatnya Medeia dan Psyche baru berteman sekitar beberapa bulan sebelum sayembara yang terjadi di usia remaja, tapi sekarang... itu berbeda, hanya mirip saja, "walau agak beda dari apa yang aku tahu."

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang