Setelah puas mengobrol dengan Dekis, lelaki itu pamit untuk berdiskusi dengan para pria bangsawan yang lain, Athella hanya mempersilakan setelah puas meledeknya tentang hubungan tersembunyinya dengan Arabella, karakter satu itu merespon ledekan dengan cukup baik, tidak seperti beberapa oknum yang akan merajuk atau menamparnya karena kesal diledek.
Lagi-lagi mata Athella bergulir, ia mendapati Helio yang kelihatannya benar-benar bosan, bocah itu dikelilingi oleh kebanyakan gadis bangsawan seusianya. Ketampanan Helio memang sudah nampak sejak anak itu masih belia, seketika melihat itu membuat Athella melupakan berada di kediaman siapa ia sekarang; sibuk menertawakan Helio yang dipaksa beramah-tamah.
Tak lama Helio menyadari keberadaannya (Athella kadang kepikiran apa anak ini sebenarnya punya radar pendeteksi, ia bisa menemukannya di mana saja), wajah Helio seketika bercahaya, ia baru mulai melangkah ke arah Athella sebelum Iaros tiba-tiba muncul di hadapan sang gadis.
"Apa anda menikmati pestanya, Nona?" Athella mengerjap dan segera membungkuk sopan.
"Tentu saja, Yang Mulia," lagi-lagi si gadis mengeluarkan omongan manisnya, "pesta yang diselenggarakan benar-benar mengagumkan."
Iaros hanya menyeringai. Sebenarnya lelaki ini kenapa, sih? Dia sepertinya suka sekali memandang Athella dengan cara yang aneh, bikin takut saja bocah ini.
"Apa menurut Nona sungguh begitu?" mata Iaros memicing, ia bahkan memiringkan kepalanya, seringai itu semakin melebar. Athella berusaha untuk tak mengimbangi energinya dan terlihat se-inferior mungkin, agar terlihat sama dengan yang lain, salah-salah ia malah ketempelan setan biru ini.
"...Yang Mulia?"
Seolah tersadarkan, seringai itu berubah seketika menjadi senyuman tipis yang ramah, sial, perubahan ekspresinya cepat sekali.
"Ah, saya senang jika Nona memang berpikir begitu," Iaros sedikit memajukan tubuhnya; berbisik, "kuharap itu bukan omongan manis semata darimu, akan menyedihkan sekali jadinya jika begitu."
Huh?
Bocah ini tiba-tiba saja menggunakan gaya bicara informal, dia ini sebenarnya kenapa, sih?
Tak lama, ia menjauhkan dirinya, kembali dengan ekspresi ramah, "Kalau begitu selamat menikmati pestanya, Nona. Saya permisi."
...
...Apa, sih?
●●●
"Anda terlihat tertarik sekali dengan putri bungsu keluarga Nivallis, Yang Mulia.."
Iaros menoleh pada pelayan setianya, lelaki yang kini menginjak usia 14 tahun itu bersedekap dada dan bersandar ke sandaran kursinya dengan pongah, ia memandang ke arah Athella yang kini sibuk mengobrol dengan putra keluarga Tropium dengan senyuman lebar dan gaya yang santai, beda sekali tingkahnya dengan yang tadi. Gadis itu terlihat benar-benar nyaman.
Iaros tidak menyukainya.
"Dia jelas sekali berusaha menjauhiku," Iaros membalas sembari menatap lurus ke arah Athella yang kini tertawa, "seolah aku ini kuman, berani sekali dia.."
Si Pelayan hanya meneguk saliva dengan gugup, tuannya ini memang ingin sekali diperlakukan dengan agung, sejauh ini yang membuatnya kesal hanya Nona Medeia dari keluarga Beliard karena gadis itu memang banyak digemari. Athella sendiri memang populer, tapi itu mengenai sikapnya yang memang kelihatan lembut layaknya seorang Lady, Medeia Beliard jauh lebih bersinar kepintarannya sudah bukan rahasia lagi, ia juga digadang-gadang menjadi Putri Mahkota masa depan.
Dari banyaknya orang, ia tak menyangka bahwa Iaros akan menaruh pandangannya pada putri keluarga Viscount itu.
"Rasanya aku ingin hancurkan..." Iaros bergumam, "tingkahnya yang pilih kasih itu, senyumnya, ingin kuhancurkan hingga ia lupa bagaimana caranya tersenyum. Seharusnya ia hormat dan mengemis padaku, bukannya malah ingin sekali menjauh, kelihatan sekali dia berusaha agar tak mencolok, apa dia kira aku ini dungu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERMIND | Helio Tropium
Fanfiction『What if I told you none of it, was accidental?』 - Athella, tanpa diduga memasuki dunia komik favoritnya sebagai gadis bangsawan yang bahkan tak pernah disebut dalam cerita asli! Di sini, Athella berusaha untuk menyelamatkan tokoh favoritnya: Helio...