19. Pesta Ulang Tahun (2)

433 88 0
                                    

Sekarang adalah hari yang Athella wanti-wanti.

Ulang tahun Helio yang ke-12.

Berbeda dengan aslinya, Leander bukanlah mata-mata Dolce Tropium, ia tak mengabarkan kabar bencana yang dibuat-buat, Mel tidak mati, tak ada pembunuh bayaran yang datang menyelinap ke kamar Helio, orang tuanya tak keluar daerah karena memang tak ada alasan.

Jadi sekarang, di sinilah Athella; berdiri di tengah hiruk-pikuk pesta yang diselenggarakan tak kalah mewah dari ulang tahun yang sebelumnya. Interior yang memang didesain dengan cantik, tembok yang beberapa bagiannya dialasi beberapa tirai-tirai berwarna ungu ringan dan beberapa lainnya berwarna silver kebiruan, lampu gantung baru berwarna emas dengan campuran warna ungu, tema pakaiannya mirip tahun lalu, hanya saja diminta mereka menambahkan warna emas; sebagai tanda perayaan kedatangan Mel yang kini sudah menjadi maskot keluarga Tropium.

Di beberapa bagian juga dipasang ornamen rusa silver serta bunga heliotropium; yang tentunya imitasi karena bunga tersebut lumayan toksik bagi para hewan, namun parfum dengan aroma nyaris sama persis tercium dengan semerbak ke seluruh ruangan. Itu terlihat seperti pesta di dongeng-dongeng.

Dapat Athella lihat decak kagum dari orang-orang yang memasuki aula, Athella-pun tak jauh berbeda, rasanya ia sudah pindah ke dunia lain saat memasuki pesta ini. Kali ini tak seperti tahun sebelumnya, Athella datang sendiri, Arabella bilang katanya ada urusan dan meminta untuk disampaikan permintaan maafnya, ketika melihat Medeia juga datang sendiri, sepertinya Athella tahu urusan macam apa yang kakaknya maksud.

"Nona Medeia," suara Athella mengalun menyapa, ia berjalan pelan ke arah gadis bersurai ungu itu dengan senyum di wajahnya, "anda datang sendiri, ya.."

Medeia menoleh dan menyeringai dengan main-main, "Benar, anda juga sendirian, ya?"

Keduanya saling menatap dan tersenyum, rupanya Medeia juga sepertinya tahu soal hubungan kakaknya. Tak lama, dua gadis itu tertawa bersama seolah dapat membaca pikiran masing-masing, kedua gadis itu kemudian didatangi oleh anak-anak sebaya yang lain untuk mengajak mereka bercakap, Athella memandang Medeia yang dapat membawa pembicaraan dengan baik, intelektualitasnya benar-benar memancar, tak bisa tak membuat orang lain segan.

"Nona Athella, anda sendiri apa menikmati pesta ini?" mata Athella mengarah ke arah salah satu putra bangsawan yang sama-sama berasal dari keluarga Viscount; Andreas Gramen, ia tak akrab dengannya, tapi Athella tahu orang ini karena dia juga lumayan sering dibicarakan oleh para Nona di perkumpulan-perkumpulan yang ia datangi.

Sebelum Athella menjawab, laki-laki itu terkekeh gugup, "Ah, maaf, saya lupa memperkenalkan diri; nama saya Andreas Gramen, putra tertua keluarga Gramen, teman dekat Nona Penelope Atlas."

"Ah, tidak, saya tahu anda," Athella tersenyum ramah, "maaf telat membalas ucapan anda, saya Athella Nivallis, putri bungsu keluarga Nivallis."

Athella ikut memperkenalkan diri sebagai bentuk kesopanan, dibalas senyum lebar oleh Andreas, dari tingkah lakunya, kelihatan bahwa lelaki ini sedang berusaha mendekati Athella, ia benar-benar ramah dan seingat Athella mereka seumuran, hanya saja Athella lebih tua beberapa bulan; ia mengetahui ini karena Penelope Atlas memang sering membahasnya.

"Saya benar-benar menikmatinya, anda sendiri bagaimana?" Athella berbasa-basi, dibalas antusias oleh lelaki itu.

"Tentu saja, keluarga Tropium memang benar-benar selalu hebat dalam membuat acara."

Mereka lanjut bercakap-cakap, sebenarnya Athella ingin mendatangi Helio, tapi merasa tidak enak meninggalkan pembicaraan yang terus-terusan belanjut, lelaki ini kelihatannya ingin terus mengobrol dan terus-terus mencari topik baru untuk dibicarakan, Athella melirik ke arah Helio beberapa kali yang kini sudah mulai cemberut. Medeia juga tidak ikut campur dan sibuk meladeni yang lain.

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang