38. Kebebasan

356 78 9
                                    

Athella merasa suasana hatinya jadi aneh setelah itu.

Dia tidak bahagia, tidak juga kesal, tapi keresahan di hatinya lagi-lagi bertambah, "seseorang yang kurang lebih mirip"? Bagaimana maksudnya? Athella tahu keberadaannya di sini tentu saja karena ada keterlibatan Dewa, tapi Phell pun sampai tahu... dia tahu kemampuan Phell yang memang bisa melihat aura seseorang, tapi lelaki ini seperti bisa  mengetahui banyak tentangnya, apalagi uccapannya tentang ia yang memimpikan Athella beberapa tahun belakangan...

"Nona, anda sudah pulang, apa anda ingin berendam? Saya akan menyiapkan airnya," salah satu pelayan Athella; Hannah memasang wajah sumringah, Athella jadi tersenyum tipis melihatnya.

"Boleh, Hannah. Aku akan menunggu di kamar, ya>"

"Baik!"

Athella lanjut melangkah masuk ke arah kamarnya, ia membuka kunci pintu itu dan langsung masuk.

Merasa sendirian, Athella segera bersandar pada pintu yang sudah tertutup, "Haa.. AH!"

Baru saja ia menyingkap tirai matanya, pemandangan sosok Helio sudah terpampang di depan mata. Mata Athella membola dengan tangan yang terletak di dadanya, napasnya memburu.

"...Ini pertama kali saya melihat anda kaget," adalah hal pertama yang Helio katakan.

"Halley, kau..." Athella berusaha mengatur napasnya, "pelayan tak memberitahuku kalau kau ada di sini..."

"Saya memang datang secara sembunyi-sembunyi."

"..." oh ya ampun, Athella menghadapi terlalu banyak kejutan hari ini, mulai dari permintaan maaf tiba-tiba dari Arabella, Phell yang tiba-tiba muncul di perjalanan pulangnya dengan tidak sopan, dan sekarang Helio yang rupanya da di kamarnya tanpa seorangpun di kediaman ini tahu, "kau memanjat?"

"Iya."

'...Dia juga melakukan ini pada Medeia dulu, 'kan..' Athella membatin, teringat dengan salah satu adegan yang paling sering disebutkan; Helio selalu memanjat lewat pohon di dekat kamar Medeia dan masuk, 'di dekat sini memang ada pohon, sih..'

Athella mengusap wajahnya, "Ah, kau ini..."

"Apa ada sesuatu yang terjadi tadi?" Helio bertanya.

"Huh?"

"Anda akan selalu mengusap wajah ketika sedang kepikiran sesuatu," loh? Athella tidak sadar...

"...Iyakah?"

'Rupanya ia tak sadar dengan kebiasaannya sendiri,' Helio menelisik Athella yang terlihat baik-baik saja, sampai matanya sampai pada tangan sang wanita yang dilapisi sarung tangan putih,  sarung tangan kirinya terlihat kotor.

"...Itu kenapa?" Athella yang menyadari arah pandang Helio segera mengangkat tangannya, ah, dia teringat tadi sempat berusaha menutup pintu kereta saat berbicara dengan Phell, dia memang menyentuh bagian luar kereta, tentu saja akan kotor karena kereta itu terkena lumayan banyak debu selama seharian walau dibersihkan secara rutin.

"...Tadi aku ingin menutup pintu kereta kuda."

Kernyitan Helio makin kelihatan, seorang Lady ingin menutup pintu kereta kuda? Belum lagi dari pola debunya, itu seperti dia berusaha menarik pintunya dari dalam, bukan mendorong dari luar, apalagi itu di tangan kiri, kemungkinan besar  Athella duduk menghadap ke depan dan pintu di sebelah kirinya terbuka.

Jadi pria itu sampai pada satu kesimpulan.

"Ada seseorang yang membuka paksa pintu kereta kuda anda  di perjalanan pulang, ya?"

"Uh..." Athella bingung harus menjawab bagaimana, lelaki itu benar bahwa pintunya memang dibuka seseorang di perjalanan pulang, tapi tidak dibuka paksa juga, "tidak dibuka paksa, sih."

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang