"Nah," Helio tersenyum sumringah, "karena kita semua sudah saling kenal, ayo bermain! Sana, kau sudah melihat anjing yang dihadiahkan paman Dolce waktu itu, 'kan? Ayo temui dia langsung, dia ada di taman!"
"Wah, ayo!" Sana segera berlari dengan semangat, disusul oleh Helio dan Athella hanya terkekeh di belakang sembari berjalan sedikit lebih cepat untuk menyusul keduanya.
Saat sampai di taman, semilir angin dengan segera menyapa tubuh tiga anak itu, semerbak wangi bunga betul-betul menyumpal indra penciuman Athella, untung saja saat ini rambutnya dikepang, jadi tidak berterbangan kemana-mana.
"Guk!" Athella menoleh ke kanan, mendapati Mel yang berlari dengan kencang ke arah mereka bertiga, seketika Athella mundur, membuat Helio yang menjadi sasaran pelukan mendadak dari anjing itu.
"Ehh! Hahaha!" Helio balik memeluk peliharaannya itu sembali cekikikan, "aduh, Mel! Geli!"
"Wah, Halley, aku juga mau bermain!" Sana seketika berjongkok dan mengusap bulu Mel yang masih saja menjilati Helio, Athella hanya tersenyum sembali menonton, tidak berniat mendekati mereka berdua karena dasarnya dia tidak berani.
"Tidak berniat ikut bermain dengan Mel bersama yang lain, Nona?" Athella menoleh, mendapati Kepala Pelayan saat ini yang menatapnya dengan ramah, suasana hati Athella seketika memburuk. Orang ini adalah tangan kanan Dolce Tropium.. yang membuat Marquess dan Marchioness terjebak dalam alur kematian.
"Tidak," Athella menjawab singkat, "saya tidak begitu menyukai anjing.."
"Begitukah?" si Kepala Pelayan terkekeh, "padahal anjing adalah hewan yang setia.."
"Benar, harusnya memang begitu," Athella ikutan terkekeh, "seekor anjing harusnya setia pada tuannya, bukan malah berusaha menggigit tuannya sendiri."
"..?" pria yang berposisi sebagi Butler itu menoleh pada Athella dengan heran, Nona ini terdengar seperti memiliki maksud tersembunyi di balik perkataannya barusan, namun memangnya anak berumur 11 tahun seperti dia bisa apa? Maka pria itu memilih merespon, "apa menurut Nona begitu?"
"Tentu saja," Athella akhirnya menatap pria berkacamata di sampingnya, "bukankah memang seharusnya begitu? Jika aku tahu bahwa anjingku yang sudah kubesarkan, di masa depan akan menggigitku hingga berdarah, aku akan menyingkirkannya, aku mungkin akan membunuhnya, agar ia tak bisa lagi menggigit orang lain."
"Bukankah begitu, Kepala Pelayan? Harusnya, pengkhianat itu dipenggal saja, 'kan?"
Entah kenapa, pria itu merinding, dia seperti diancam, padahal harusnya dia langsung setuju saja pada pertanyaan—atau pernyataan Nona ini agar cepat berakhir, karena perkataan dari anak kecil tak pernah berarti apa-apa... tapi entah kenapa, lidahnya rasanya kelu.
"B—" sebelum Kepala Pelayan sempat menjawab, omongannya dipotong oleh panggilan Helio.
"Kak Athella! Ayo kemari, kenapa diam saja?" rupanya Helio dan Sana sudah berada di sisi lain taman di seberang mereka. Senyuman Athella langsung berubah, senyuman yang tadinya terlihat mematikan itu kini merekah lebar dan sumringah dengan murni.
"Iya! Aku kesana, sebentar, ya!" Athella menyeru balik, ia kemudian menoleh pada Kepala Pelayan dan tersenyum sebentar, lalu berjalan ke arah dua anak lelaki itu untuk bermain bersama.
Dari kejauhan, Kepala Pelayan masih bisa mendengar percakapan ketiganya.
"Kalian mau main apa?"
"Entah? Yang penting teriak-teriak saja, supaya kelihatan seru!"
"Aneh banget.."
○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERMIND | Helio Tropium
Fanfiction『What if I told you none of it, was accidental?』 - Athella, tanpa diduga memasuki dunia komik favoritnya sebagai gadis bangsawan yang bahkan tak pernah disebut dalam cerita asli! Di sini, Athella berusaha untuk menyelamatkan tokoh favoritnya: Helio...