4. Pesan Terselubung

670 133 0
                                    

"Bagaimana pesta ulang tahun hari ini? Kakimu tidak apa-apa?" tanya Marquess, kemudian sekali lagi menanyakan tentang bagaimana Helio bisa terjatuh.

"Iya! Tidak apa-apa!" Helio menjawab antusias, "aku jadi ingin cepat-cepat merayakan ulangtahun lagi!"

Marquess tersenyum, "Selamat tidur, mimpi indah, ya."

"Kami menyayangimu." ujar Marquess dan Marchioness bersamaan, kemudian pintu tertutup.

Setelah tak melihat tanda-tanda keberadaan orangtuanya di depan kamar, Helio segera berbalik dan menepuk-nepuk permukaan ranjangnya.

"Kesini, Mel," ajak Helio antusias, ia dan peliharaan barunya itu terlihat sama antusiasnya, bagai adik-kakak yang kompak, "mulai hari ini kau akan tidur denganku!"

"Kaing~!"

Kaki Mel naik ke permukaan ranjang, menyentuh jari-jari kecil Helio, seolah sedang mengajak bersalaman.

Helio yang melihat itu melebarkan senyum, "Lucunya~!"

Cup
Cup
Cup

Ia mengecup anjingnya itu berkali-kali, kemudian memeluknya, membuatnya naik ke atas ranjang.

"Nah, Mel, sebagai tanda pertemanan kita, ayo sama-sama membuka hadiah rahasia Nona Athella!"

"Guk!"

Helio meraih kotak hadiah Athella dari nakas, Mel mengikuti gerak kotaknya dengan penuh semangat, membuat Helio yang melihat pandangan seperti itu tidak bisa tidak tertawa gemas.

Dia membuka kotak itu dengan hati-hati, terlihat sepasang anting yang Athella berikan, Helio menyentuh anting itu, berusaha merasakan dan mengingat teksturnya baik-baik tanpa alasan yang jelas dengan senyum lebar di wajahnya.

Sruk.

Helio menyingkirkan bantalan dalam kotak tersebut, lalu mendapati lilin dan pemantik di dalamnya, dan satu amplop.

Ia membuka amplop itu, mendapati lembar yang segera ingin ia baca isinya.

"Eh? Kosong?"

Helio mengecek kertas itu berkali-kali, membolak-balik tapi tak menemukan tulisan apapun, kemudian ia melihat ke arah kotak, di sana ada lilin dan pemantik!

'Artinya ini surat yang tulisannya akan muncul jika dihadapkan panas, kan?'

Dibanding menggunakan lilin yang Athella berikan, Helio lebih memilih menggunakan lilin yang ada di kamarnya, ia turun dari ranjang, diikuti Mel yang berlari mengikuti kecepatan berjalan Helio.

"Ah, tulisannya muncul!" Helio berseru.

"Guk!"

Helio membaca kalimat demi kalimat yang tertulis di dalam surat itu satu-persatu.

"Untuk Tuan Muda Helio Tropium yang disayangi."

Helio membaca surat itu dengan hikmat, dari paragraf paling pertama hingga terakhir.

Raut Helio semakin lama semakin kebingungan, apalagi setelah melihat benda macam apa yang dihadiahkan, matanya bergulir ke kalimat penutup setelah selesai membaca barisan terakhir dari inti surat.

"Sekian dari saya, mari bertemu lagi lain kali

Dari,
Athella Nivallis."

"...Eh?"

○○○

"Selamat pagi!"

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang