27. Langkah-Langkah Pembalasan

369 83 2
                                    

"Kakak akan kembali?" Athella menoleh menatap Helio, gadis itu hanya tersenyum tipis.

"Iya, lagipula lukaku juga sudah lumayan sembuh, aku tak bisa lama-lama di Ibukota karena tidak ada yang tahu kalau aku kini tak ada di Viscounty, orang-orang luar cuma mengira kalau aku sakit lumayan parah," mendengar itu, raut Helio terlihat lumayan murung, tapi dia tak mengatakan apapun, bahkan, anak itu memaksakan senyumnya.

"Jaga diri baik-baik ya, Kak.."

"Iya, terima kasih nasihatnya," Athella menepu kkepala Helio pelan, "sampaikan juga salamku pada Sana, maaf tak sempat menemuinya selama di sini."

Helio hanya mengangguk pelan, tak lama Medeia ikut datang, Athella yang melihat kedatangannya tersenyum makin lebar, "Nona Medeia, terima kasih atas bantuannya selama ini."

"Saya juga harusnya berterima kasih," gadis bersurai ungu itu tersenyum tipis, Athella menatap Medeia dan Helio bergantian, kira-kira nanti, bagaimana hubungan 2 orang ini berkembang, ya? Apa Helio akan tetap jatuh cinta seperti di komiknya?

Walau Athella tahu soal perasaan Helio padanya, tidak ada yang menjamin itu tak akan berubah, 'kan...

"Nona Medeia, tolong sampaikan juga rasa terima kasihku pada Duke," Medeia hanya mengangguk sembari tersenyum,melihat itu, Athella kemudian membungkuk sopan dan berjalan ke arah kereta kudanya yang sudah menunggu. Helio dan Medeia hanya memandang dalam diam, tak lama,kereta itu mulai berjalan menjauh.

Helio merasakan sensasi aneh di hatinya, sensasi yang sudah familiar. Rasa kosong yang menghampiri ketika melihat Athella pergi, namun kali ini rasanya semakin kosong saja, ia merasa benar-benar hampa.

Medeia menoleh pada Helio yang menatap kereta itu dengan sendu dalam diam, ia perlahan berbalik.

"Tropium, ayo. Kau masih harus berlatih."

●●●

Beberapa bulan kemudian; Kediaman Tropium.

"Apa anak itu benar-benar sudah mati?" Dolce bersandar pada kursinya, matanya bergulir ke arah laporan keuangan Tropium dan lagi-lagi berdecak.

Dari laporan yang Dolce terima dari kesatria yang sampai di sana, robekan baju Helio  ditemukan tergantung di dahan pohom dekat tebing curam, di tebing itu juga ditemukan banyak darah tercecer di bebatuannya, Dolce sampai sempat ke sana untuk melihat itu sendiri.

"Lalu, apa kau sudah menemukan kabar soal Dean?" Dolce kembali bertanya, kepala pelayan baru itu membungkuk, ia kemudiansegera menyerahkan kertas-kertas laporan dari genggamannya.

"Di pelabuhan terdapat data pelayaran ke Kerajaan Henel beberapa hari lalu, Dean termasuk ke dalam daftar penumpang ilegal di kapalnya, Marquess," Dolce menggertakkan giginya, sudah dia duga Dean itu memang pengecut sejati. 

Harusnya memang ia penggal saja orang itu ketika ia mengetahui bahwa dia adalah mata-mata, bukannya malah berbaik hati mengangkatnya menjadi agen ganda.

"Lalu keluarga Nivallis?"

"Dari yang saya dengar, putri bungsu mereka dinyatakan jatuh sakit dua hari setelah pengumuman hilangnya Helio Tropium."

"Tidakkah dia juga jatuh sakit setelah kabar kematian kakak dan kakak ipar?" Dolce merasakan jenaka menggelitiki hatinya, jika dilihat-lihat, Athella Nivallis itu kelihatan lemah sekali, "pfft... gadis yang malang, dia pasti benar-benar berduka."

"Bagaimana menurutmu soal Helio, Kepala Pelayan?"

"Kalau anak 12 tahun setinggi 152cm mengalami pendarahan sebanyak itu, setidaknya badannya akan lumpuh setengah, kalaupun beruntung jika ada yang menyelamatkannya, kondisinya akan tetap buruk, Marquess," kepala pelayan menjawab.

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang