2 Tahun Kemudian.
Athella menatap dirinya sendiri di pantulan cermin, sudah dua tahun ia habiskan di dunia ini, tubuhnya sudah semakin tinggi-dia bahkan lebih tinggi dibandingkan anak seusianya sekarang, usianya sudah berusia 13 tahun...
...dan semakin lama, rasanya dia semakin menyatu dengan dunia yang dulunya masih ia anggap fiksi ini.
"Ada surat lamaran lagi," Arabella melangkah kedalam kamar adiknya dengan santai, Athella hanya melirik dari sudut matanya.
"Bilang pada Ibu jangan pernah sekalipun berpikir untuk menerima satupun dari lamaran itu," ia membalas, "gila saja dunia ini, bisa-bisanya ada yang berniat melamarku padahal aku masih 13 tahun."
Arabella yang mendengar itu terkekeh, "Kau ini, pertunangan di umurmu itu wajar-bahkan pernikahan juga, walau tak sesering pertunangan, sih.."
"Aku tidak mau mengikuti kebiasaan itu," Athella berdecak, "minimal umurku harus 20 tahun dulu, baru memikirkannya."
"Itu, sih, sangat tua.." Arabella berkomentar, "umur segitu biasanya wanita di kerajaan ini sudah punya minimal 2 anak."
Athella mendengus pelan, tidak tau saja dia.. di masa depan bahkan umur 20 masih terbilang sangat muda untuk menjalani hubungan serius. Athella hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Ya, sudahlah, aku pergi dulu," Athella melambai pelan setelah riasannya diselesaikan oleh pelayan, Arabella balas melambai.
"Hati-hati dengan omongan Ladies di sana, mereka sering sekali punya maksud tersembunyi."
"Aku tahu."
○○○
Hari ini, untuk pertama kalinya Athella menghadiri pesta teh semenjak dia beranjak remaja; sebelum-sebelumnya dia memang sudah pernah menghadiri perkumpulan sosial. Namun kali ini memang lebih serius dari yang dulu ia hadiri.
Ini adalah perkumpulan para perempuan yang masih belum menikah-ada yang sudah bertunangan, tapi belum ada yang menikah di antaranya. Athella mengembuskan napas lelah, ia menggeser tirai sedikit untuk melihat jalan sekeliling.
Itu dipenuhi oleh rakyat biasa, secara iseng, matanya menelisik satu-persatu hingga pandangannya berhenti di satu anak laki-laki. Athella secara tak sadar melotot dan lebih menggeser tirainya lagi untuk melihat lebih jelas.
Athella terfokus pada anak lelaki berambut dan bermata merah menyala dengan kulit sawo matang, tanpa sadar, Athella meremat kain tirainya.
Itu pasti Pherion Sove Eperanto; Phell; kardinal di masa depan.
Ia menatap lelaki itu lamat-lamat, seingat Athella, dia 3 tahun lebih tua dibanding Medeia, artinya sekarang lelaki itu sudah berusia sekitar 15 tahun, tanpa sadar Athella memajukan badannya lagi untuk melihat Pherion lebih jelas, anak itu memakan apel dengan ceria bersama teman sebayanya. Sepertinya lelaki itu kabur lagi dari Kuil, mengingat Pherion di komik adalah sosok yang suka sekali menjelajah.
Entah ada kebetulan macam apa, Pherion berbalik dan menatap ke arahnya, Athella melotot, dan segera memundurkan badannya untuk duduk dengan baik di bantalan kursi. Ia segera menarik tirainya untuk menutup kembali.
Aneh...
...Pherion juga terlihat begitu kaget saat melihatnya.
○○○
Akhirnya Athella sampai, ia turun dengan bantuan ksatria, matanya menelisik sekeliling, rumah Count Atlas lumayan megah, dan lagi-lagi ini adalah salah satu tokoh yang tak disebutkan namanya dalam cerita asli.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTERMIND | Helio Tropium
Fanfiction『What if I told you none of it, was accidental?』 - Athella, tanpa diduga memasuki dunia komik favoritnya sebagai gadis bangsawan yang bahkan tak pernah disebut dalam cerita asli! Di sini, Athella berusaha untuk menyelamatkan tokoh favoritnya: Helio...