22. Bertemu Lagi

430 84 0
                                    

Helio's POV

"Halley, makanlah sedikit," paman Dolce menyentuh bahuku lembut, sekarang ini kami berdua berada di halaman belakang Manor, tempat Mel dikubur dengan bantuannya juga. Sudah lewat jam sarapan dan aku masih belum mengonsumsi apapun karena aku memang tak berselera, pelayan bahkan menyiapkan kue charlotte yang dulunya tak akan pernah kutolak, tapi sekarang aku rasanya tak ingin memakan apapun.

"Halley..." paman menghela napas pelan, "ayo makan sedikit, ya?"

Tapi kendati menjawab permintaannya, aku memilih bertanya tanpa melepaskan pandanganku dari kuburan Mel.

"Bagaimana Leander?"

Aku tak mendengar apapun darinya beberapa detik setelah pertanyaan itu kulayangkan, membuatku menoleh.

...?

'Apa aku salah lihat?' batinku saat sudut mataku tadi menangkap tangan paman yang terkepal erat, tapi sebelum aku bahkan sempat berkedip, tangan itu tak lagi terkepal

Sepertinya semuanya selalu berjalan begitu cepat akhir-akhir ini, aku menatap tangan itu lamat-lamat, tangan paman yang merah sudah cukup memberitahuku bahwa aku sama sekali tidak salah lihat.

"Halley, Paman tahu kamu memang menyayangi Leander," ia berjongkok, menyamakan tingginya denganku, "tapi Paman harap kamu tidak membebani dirimu sendiri, fokuslah pada kebahagiaanmu saja untuk saat ini, ya?"

"..."

Aku merasa aneh.

"...baik, Paman."

●●●

Aku terdiam sembari menatap ke arah ruang rahasia yang tertutup di kamarku ini, tadi, aku sudah sarapan agar paman berhenti menggangguku persoalan itu, entah mengapa rasanya aku tak nyaman dengannya. Apalagi setelah tak sengaja melihat tangannya yang terkepal, perasaanku makin tak enak.

Aku meraba permukaan penutup ruang rahasia ini, ruangan yang diberitahu oleh ibu, seolah ia sudah mewanti-wanti hal seperti ini untuk terjadi dan benar-benar mengutamakan keselamatanku... Aku jadi teringat kenanganku dengan kak Athella, mungkin sekitar 2, atau 3 tahun lalu.

+*+

"Kau ini ingin menunjukkan apa, sih?" walau sekarang aku sedang berada di depan kak Athella dan membelakanginya, aku tahu di kening kak Athella tercetak kernyitan yang kentara.

"Ih, ikut saja," aku terus menarik tangannya, hingga sampai di suatu area di kamarku, itu ruang rahasia, kemudian aku melepaskan genggamanku, membuka penghalang yang kelihatannya tembok biasa itu, "lihat!"

Aku menoleh pada kak Athella yang terdiam, matanya menelisik ruangan luas yang tersedia di balik tembok itu, berbeda dari dugaanku, kak Athella tak kelihatan kagum.

"Halley," ia menoleh padaku, "siapa saja yang kamu beritahu tentang ini?" 

Eh? Dia terlihat benar-benar serius?

"Ibu dan ayah tahu," jawabku.

"Selain itu?"

"Kakak."

"Aku?" ia menunjuk dirinya sendiri, aku membalasnya dengan anggukan, "kenapa?"

"Karena...  itu Kakak?" aku memiringkan kepalaku.

"Kau sebegitunya percaya padaku?" entah kenapa, tapi ia tak terlihat begitu puas, aku berkedip-kedip. Tentu saja aku percaya dia, kak Athella itu pintar dan dewasa, pembawaannya tenang dan dia juga selalu bersikap baik padaku, bahkan terlihat sangat ingin melindungi, memangnya untuk apa aku tidak percaya?

MASTERMIND | Helio TropiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang