"Felix, apa nanti kita akan menangkap banyak belut?" Tanya Fiona, kini Felix dan juga Fiona tengah menuju ke sungai dengan berjalan beriringan.
"Ya, dan semoga saja belut disungai masih banyak agar nanti kita menjual keripik belut lebih banyak." Jawab Felix
Saat akan membalas ucapan Felix Fiona tiba-tiba teringat sesuatu, dan langsung menepuk jidatnya, "oh ya aku baru ingat,"
"ingat apa?, Apa kamu melupakan sesuatu?" Tanya Felix memotong ucapan Fiona
"Apa kamu tau Fina?" Balas Fiona dengan bertanya.
"Fina?, Fina tetangga mu dulu?"
"Yah betul, Fina itu, suaminya sekarang peternak belut dan biasanya dia menjual belut-belutnya di kota." Jawab sekaligus jelas Fiona
Fiona sendiri mengatakan itu dengan tujuan agar Felix membeli saja belut milik suami dari Fina, bukan bermaksud untuk kepentingan pribadi melainkan ia berpikir jika akan lebih praktis jika Felix membeli belut disana, tujuan utamanya adalah agar Felix bisa memiliki waktu santai sebentar. Namun membeli atau tidaknya, itu semua tergantung pada keputusan Felix ia hanya akan memberikan saran saja.
Setelah mengatakan itu dengan cepat ia melanjutkan kembali perkataannya, "aku bukan bermaksud apa-apa, hanya saja jika kamu membeli disana kamu bisa memiliki waktu istirahat yang lebih lama."
Felix sendiri tidak keberadaan dengan usulan dari Fiona, melainkan ia sangat senang, memegang apa yang dikatakan oleh Fiona itu sangat masuk akal, meskipun ia mengeluarkan sedikit uang untuk membelinya ia tidak masalah, itu bisa menghemat waktunya, dan selama periode waktu itu ia bisa mencari pekerjaan sampingan untuk bisa menghasilkan lebih banyak uang.
"Ya apa yang kamu katakan memang benar, bagaimana kalo sekarang kita pergi kesana untuk membeli belut?" Jawab Felix menghentikan langkahnya
Dengan heran Fiona mengatakan, "Ha?, Sekarang juga?"
Ia pikir Felix akan memikirkannya terlebih dahulu sebelum memutuskannya secata langsung seperti ini, ia pikir jika Felix yang sekarang terlalu memanjakannya sampai pria itu dengan mudahnya untuk menyetujui sarannya. Meskipun pada kenyataannya berbeda namun hal ini juga pasti akan membuat Felix diuntungkan selain bisa menghemat waktu ia juga bisa mendapatkan cita istrinya juga ibarat sebuah istana satu kali mendayung 2, 3 pulau terlampaui.
"Ya, bukan kah kamu selalu bilang lebih cepat lebih baik," jawab Felix menggandeng tangan Fiona untuk segera bergegas ke rumah Fina.
Namun belum sampai beberapa langkah ia sudah berhenti kembali, "aku tidak tau jalan menuju sana, apa kamu tau rumah suaminya Fina?"
"Aku pikir kenapa, rumahnya tidak jauh dari pohon beringin yang berada dijalan menuju gapura desa," Jawab Fiona
"Oh, oke."
Setelah beberapa menit berjalan kaki akhirnya mereka tiba disebuah rumah minimalis yang bercat putih dengan beberapa tanaman hias yang terjajar rapi dipinggir pagar rumah tersebut.
Saat melihat orang yang tidak asing datang kerumahnya Fina langsung berdiri dan menyambut keduanya, "Fiona, sudah lama tidak bertemu?, Ada apa kamu kemari?" Tanya Fina, Fina sendiri sama sekali tidak berniat untuk menyapa Felix, maka dari itu ia langsung menggandeng tangan Fiona untuk duduk di kursi kayu yang berada didepan rumahnya.
"Ya, beberapa hari ini aku jarang keluar rumah, tapi kemarin aku baru saja dari kabupaten." Jawab Fiona menimpali ucapan Fina, mereka sendiri cukup akrab lantaran kedua wanita itu memiliki umur yang sebaya.
"Oh ya, aku dengan jika kamu hamil?" Ujar Fina dengan berbisik ke telinga Fiona.
"Ya aku memegang," jawabnya dengan senyuman manis dan menatap ke arah Felix sesaat.
Mendengar hal itu Fina tentu saja senang sekaligus sedih, ia senang karena fiona kini tengah hamil seperti dirinya, namun ia juga sedih karena bagaimana bisa temannya itu bisa memiliki suami yang tidak bisa diandalkan seperti Felix ini.
"Aku senang mendengarnya, kemarin suami ku baru membeli beberapa cemilan untuk wanita hamil, aku akan membungkus kan beberapa untuk mu nanti." Kata Fina
"Tidak-tidak aku tidak bisa menerimanya, suami mu membelikannya untuk mu, jadi kamu harus memakannya bukan mala memberikannya pada ku." Tolak Fiona
"Tidak papa..."
"Sudahlah, aku kesini untuk mencari suami mu," potong Fiona yang mengingat tujuan awalnya.
"Memegangnya kenapa? Apa kamu mengalami masalah?" Tanya Fina yang merasa khawatir
"Tidak aku hanya mengantarkan Felix untuk membeli belut-belut dari suami mu." Jelas Fiona
"Fina makanlah dulu aku baru saja memasakan mu udang goreng tepung." Suara laki-laki yang keluar dari dalam rumah
Fajar, lelaki itu tidak tau jika rumahnya sedang kedatangan tamu, yang lebih tidak ia sangka adalah tamu tersebut adalah Felix, si bajingan yang terkenal dikampung ini. Ia sendiri tidak terlalu kenal dengan Felix, ia hanya sering mendengar beberapa gosip diluar sana tentang Felix, sekalipun jika bertemu pun itu hanya secara tidak sengaja, tanpa ada yang menyapa satu sama lain.
"Oh ada tamu, maaf aku tidak tau." Ujarnya dengan ramah
"Tidak papa, lagi pula aku juga ada sedikit Keperluan dengan mu." Kata Felix
"Keperluan?, Keperluan apa?" Tanya Fajar yang bingung, apa dia akan meminjam uang padanya?' pikir fajar meskipun memegang jika mereka datang kesini untuk meminjam uang fajar sendiri akan memberikannya bagaimanapun ia cukup tau jika Fiona adalah teman baik dari istrinya, namun kali ini ia tidak bisa meminjamkan uang pada mereka dalam jumlah besar, karna bisnisnya kali ini tidak terlalu menghasilkan untung.
"Aku ingin membeli beberapa kilogram belut." Kata Felix
"Ha, untuk apa?" Tanya Fajar, ia sendiri tau jika jarang ada penduduk desa yang suka dengan ikan belut ini, ah bukan hanya jarang tapi hampir semua penduduk di desa ini yang tidak suka dengan belut.
"Aku memiliki usaha kecil-kecilan, untuk menjual beberapa lauk makanan, beberapa hari lalu aku pergi ke sungai untuk menangkap belut dan mengolahnya lalu kemudian aku menjualnya pasar kabupaten dan kebetulan para pelanggan ku menyukainya." Ujar Felix dengan jujur, ia sendiri tidak takut jika nanti ada yang meniru dagangannya, bagaimanapun cita rasa masakannya memiliki daya tarik yang khusus.
"Kau mengolahnya belut untuk dijual?" Ujar Fajar yang tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Ya,"
Mereka berdua mengobrol dengan kurun waktu yang cukup lama, tak jauh berbeda pula dengan kedua suami mereka Fiona dan juga Fina juga tengah mengobrol dan membahas banyak hal, meskipun begitu pembahasan keduanya tidak jauh tentang kehidupan pernikahan Fiona.
"Baiklah-baiklah aku mengerti, lalu kau memerlukan berapa kilogram?" Tanya Fajar
"Untuk kali ini aku akan mengambil 6 kilogram, oh ya apa kamu bisa mengirimkan 6 kilogram setiap dua hari sekali kerumah ku?" Jawab sekaligus tanya Felix
Dengan senang Fajar menjawab, "tentu saja, aku akan mengirimkannya pada mu."
"Baiklah tunggu disini aku akan mengambilkannya untuk mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...